periskop.id - Setiap 1 Agustus dunia memperingati Hari Kanker Paru Sedunia, sebagai momentum meningkatkan deteksi dini, mendukung riset, dan memperkuat dukungan masyarakat terhadap penderita. Inisiatif ini dimulai tahun 2012 oleh beberapa lembaga dunia termasuk Forum of International Respiratory Societies.
Data terbaru dari World Cancer Research Fund memperlihatkan dengan jelas bahwa kanker paru menjadi kanker paling umum dan penyebab kematian tertinggi akibat kanker dalam skala global. Pada tahun 2022, tercatat sekitar 2,48 juta kasus baru kanker paru, yang menyebabkan 1,8 juta kematian.
Di Indonesia, kanker paru merupakan salah satu jenis kanker utama yang menyumbang angka kematian tertinggi. Data Global Cancer Observatory (Globocan) mencatat bahwa pada tahun 2022 terdapat lebih dari 408 ribu kasus baru kanker, dengan kanker paru menjadi penyebab utama kematian akibat kanker.
Secara khusus di Indonesia, kanker paru lebih banyak terjadi pada pria dibanding wanita. Melansir dari Combating Lung Cancer Asia Pacific, diperkirakan ada sekitar 21 pria dari setiap 100.000 orang yang terkena kanker paru, sedangkan pada wanita hanya sekitar 6 orang. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kebiasaan merokok yang lebih tinggi pada pria, serta paparan lingkungan kerja yang berisiko.
Peringatan Hari Kanker Paru Sedunia juga menjadi pengingat bahwa skrining dini, seperti computed tomography scan (CT scan) dosis rendah bagi perokok aktif atau high-risk group, sangat penting. Hal ini dapat meningkatkan peluang kesembuhan dan memperpanjang harapan hidup penderita.
Dengan meningkatnya beban kanker paru, diperlukan kolaborasi lintas sektor, mulai dari regulasi lingkungan, pengendalian tembakau, hingga kebijakan kesehatan nasional, untuk menurunkan tingkat insiden dan kematian di masa depan.
Tinggalkan Komentar
Komentar