periskop.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia tumbuh 5,12% pada triwulan II 2025 secara tahunan (yoy).

Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan kegiatan investasi menjadi penopang utama ekspansi ekonomi periode April-Juni 2025.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas masyarakat menjadi faktor pendorong utama. 

“Konsumsi rumah tangga terus tumbuh seiring meningkatnya belanja kebutuhan primer dan mobilitas masyarakat. Kebutuhan bahan makanan dan makanan jadi meningkat karena aktivitas pariwisata selama periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/8).

Secara rinci, konsumsi rumah tangga memberikan sumbangan terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yakni mencapai 54,25%. 

Komponen ini menjadi sumber pertumbuhan sebesar 2,64% dari total pertumbuhan ekonomi nasional. 

Sementara itu, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi berkontribusi 27,83% terhadap PDB dengan andil pertumbuhan 2,06%.

Dari sisi pengeluaran lainnya, komponen ekspor dan impor mencatatkan laju pertumbuhan tertinggi, masing-masing sebesar 10,67% dan 11,65%. 

Peningkatan ekspor didukung oleh pengiriman nonmigas dan naiknya kunjungan wisatawan mancanegara. 

Adapun lonjakan impor dipicu oleh permintaan barang modal serta bahan baku. 

Di sisi lain, konsumsi pemerintah menyumbang 0,22% terhadap pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan tinjauan dari sisi lapangan usaha, sektor industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan terbesar dengan kontribusi 1,13%. 

Sektor lain yang turut menjadi sumber pertumbuhan adalah perdagangan (0,70%), informasi dan komunikasi (0,53%), serta konstruksi (0,47%).

Secara struktur, lima lapangan usaha dengan porsi terbesar terhadap PDB nasional adalah industri pengolahan (18,67%), diikuti oleh pertanian (13,83%), perdagangan (13,02%), konstruksi (9,48%), dan pertambangan (8,59%).

Secara spasial, Pulau Jawa masih menjadi pusat kegiatan ekonomi nasional dengan kontribusi mencapai 56,94% dari total PDB Indonesia. Kawasan ini mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,24% (yoy).

Nilai PDB atas dasar harga berlaku (ADHB) pada triwulan II 2025 mencapai Rp5,95 kuadriliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan (ADHK) tercatat sebesar Rp3,39 kuadriliun.

“Sehingga pertumbuhan Indonesia pada kuartal II 2025 bila dibandingkan dengan kuartal II 2024 atau secara 'yoy' tumbuh sebesar 5,12%. Bila dibandingkan dengan kuartal I 2025 atau secara 'quarter-to-quarter' tumbuh sebesar 4,04%,” pungkas Edy.