periskop.id - DKI Jakarta mempertahankan posisinya sebagai penopang utama perekonomian nasional pada triwulan II-2025 dengan kontribusi mencapai 16,61%. 

Pada periode yang sama, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Ibu Kota tumbuh 5,18% secara tahunan (yoy).

Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta, Nurul Hasanudin, menegaskan dominasi tersebut dalam struktur ekonomi Indonesia. 

“Kalau kita lihat struktur ekonomi dari 38 provinsi terhadap nasional, DKI Jakarta masih memberikan sumbangsih tertinggi di struktur ekonomi (Indonesia) yakni di 16,61%,” katanya di Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Di bawah Jakarta, provinsi dengan kontribusi ekonomi terbesar berikutnya adalah Jawa Timur yang menyumbang 14,44%, diikuti oleh Jawa Barat (12,84%), Jawa Tengah (8,22%), dan Sumatera Utara (5,22%).

Meskipun menjadi penopang utama, laju pertumbuhan ekonomi Jakarta sebesar 5,18% menempatkannya pada posisi tengah di antara provinsi lain. 

Pertumbuhan ekonomi tertinggi secara nasional pada periode ini dicatatkan oleh Maluku Utara yang mencapai 32,09%. Sementara jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, ekonomi Jakarta tumbuh 1,60% (q-to-q).

Dari sisi lapangan usaha, sektor transportasi dan pergudangan mencatatkan laju pertumbuhan paling tinggi di Jakarta, yakni sebesar 3,90%. 

Pertumbuhan signifikan juga terjadi pada sektor jasa keuangan dan asuransi (3,62%) serta jasa lainnya (3,59%). "Cakupan jasa lainnya cukup luas selain jasa perorangan, terkait rekreasi atau terkait dinamika di jasa perorangan," jelas Nurul.

Adapun sektor perdagangan besar-eceran serta reparasi mobil-sepeda motor, yang merupakan penyumbang terbesar struktur ekonomi Jakarta, tercatat tumbuh 3,26%.

Secara nominal, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jakarta atas dasar harga berlaku (ADHB) pada triwulan II-2025 mencapai Rp976,63 triliun. 

Sementara itu, PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) berada di angka Rp563,08 triliun.