periskop.id - Pemerintah Indonesia tengah mempercepat kajian perluasan jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) menuju Surabaya. Langkah ini dianggap sebagai strategi penting untuk mendorong efisiensi mobilitas dan integrasi transportasi di Pulau Jawa.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Agus Harimurti Yudhoyono, mengungkapkan hal tersebut saat membuka pameran RailwayTech Indonesia 2025.
“Presiden Prabowo Subianto telah mengeluarkan arahan yang jelas untuk memperluas jaringan KCJB ke Surabaya,” ujarnya dikutip dari Antara, Rabu (30/7).
Perluasan ini bukan sekadar proyek lanjutan, melainkan bagian dari visi besar pemerintah menghadirkan moda transportasi cepat dan ramah lingkungan.
KCJB, yang kini dikenal dengan nama Whoosh, telah membuktikan efisiensinya sejak resmi beroperasi pada Oktober 2023. Kereta ini mampu memangkas waktu tempuh antara Jakarta dan Bandung dari lebih dari tiga jam menjadi hanya 46 menit.
Sepanjang jalur eksisting, KCJB telah melayani ribuan penumpang per hari, bahkan mencatat rekor 25.000 penumpang dalam satu hari pada musim libur pertengahan tahun. Kecepatan maksimalnya yang mencapai 350 km/jam, menjadikan KCJB sebagai kereta tercepat di Asia Tenggara.
“Untuk mewujudkan hal ini, kami sedang mempersiapkan sebuah kerangka kerja regulasi baru," tambah Agus.
Regulasi tersebut dirancang agar proses pengembangan dan pembangunan jalur baru berjalan lebih adaptif dan strategis. Ia menyebutkan bahwa proyek ini akan memberikan dampak luas, termasuk pemangkasan waktu perjalanan lintas kota, peningkatan efisiensi logistik, serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui konektivitas antara kawasan industri dan pelabuhan utama.
Perluasan jalur KCJB ke arah timur diproyeksikan akan melewati kota-kota strategis seperti Cirebon, Semarang, dan Surakarta sebelum mencapai Surabaya.
Selain memperkuat konektivitas antar kota besar, proyek ini akan menciptakan peluang kerja baru di sektor konstruksi, transportasi, dan layanan publik. KCJB juga diharapkan menjadi pendorong transisi menuju transportasi berbasis energi rendah karbon di Indonesia.
Respons masyarakat terhadap rencana perluasan jalur ini tergolong positif, melihat keberhasilan KCJB dalam mengubah pola perjalanan antar kota. Banyak yang berharap agar tarif tetap terjangkau dan layanan semakin merata. Pemerintah sendiri tengah menimbang keterlibatan investor asing dan kolaborasi teknologi untuk mendukung keberlanjutan proyek.
Secara keseluruhan, perluasan jalur KCJB ke Surabaya bukan hanya soal membangun rel baru, tetapi juga tentang merancang masa depan mobilitas yang lebih cepat, aman, dan terintegrasi.
Dengan dukungan regulasi yang tepat, KCJB berpotensi menjadi tulang punggung transportasi modern di Pulau Jawa.
Tinggalkan Komentar
Komentar