periskop.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) memetakan 13 kawasan prioritas yang tersebar di lima kota dan satu kabupaten untuk dikembangkan selama lima tahun ke depan. Langkah ini dilakukan guna mengoptimalkan potensi investasi di berbagai wilayah, bukan hanya terpusat di Jakarta Selatan atau Jakarta Pusat. 

“Bukan hanya di Jakarta Selatan atau Jakarta Pusat saja, tetapi semuanya kami coba (petakan),” ujar Kepala Unit Pengelola Jakarta Investment Centre (JIC), Tona Hutauruk melansir Antara, Rabu (30/7).

Pemetaan ini turut melibatkan masukan dari Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan, yang ikut menilai daya tarik kawasan dari sisi investasi. Beberapa contoh kawasan strategis yang disebut Tona antara lain Bumi Perkemahan Ragunan, Ancol-JIS, Blok M-ASEAN, dan Kota Tua-Harmoni. Menurutnya, seluruh lokasi itu akan dirancang secara terintegrasi dalam dokumen proyek. 

“Nanti masing-masing kami bisa bikin produk development brief-nya, ada perencanaan strategi investasinya, insentifnya seperti apa dan seterusnya,” katanya.

Blok M-ASEAN akan menjadi salah satu titik pengembangan yang berorientasi pada diplomasi, budaya, dan kegiatan ekonomi. Tona menegaskan bahwa perencanaan di kawasan tersebut akan diarahkan untuk menciptakan interaksi lintas sektor. 

“Ada beberapa tanah-tanah pemerintah yang bisa diutilisasi, bisa direadaptasi dan itu bisa kami tawarkan, mau jadi apa, ada ide-idenya dari kami,” ujarnya.

Selain kawasan yang telah disebutkan, daftar area prioritas juga mencakup Cawang Hub, Dukuh Atas-Waduk Melati, Monas, Pasar Baru, Cikini, Grogol-Petamburan, Velodrome, Kepulauan Seribu, dan kawasan pesisir Jakarta. 

Pemanfaatan lahan di titik-titik tersebut akan diarahkan agar mendukung arus investasi yang berkelanjutan serta berkontribusi pada pembangunan kota. Pengembangan ini tidak semata bertujuan mempercantik kota, namun menjadi strategi Pemprov DKI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara luas. 

Jakarta sebagai ibu kota negara diketahui menyumbang sekitar 6% dari Produk Domestik Bruto (PDB) kawasan ASEAN. Dengan angka tersebut, posisi Jakarta sebagai pusat diplomasi dan penggerak ekonomi regional semakin menguat.

Dalam upaya mendukung pertumbuhan investasi tersebut, pemerintah juga membuka peluang kerja sama pengembangan Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT). Proyek ini ditawarkan kepada pihak swasta melalui skema kolaboratif yang akan diterapkan di sepanjang jalan-jalan utama di Jakarta.

Dengan pendekatan proaktif dan perencanaan matang, DKI Jakarta menampilkan keseriusannya dalam membangun kota yang inklusif dan berdaya saing. 

“Kami akan terus merancang strategi dan insentif agar investor tidak hanya melihat potensi, tapi juga tertarik untuk berkomitmen,” pungkas Tona.