periskop.id - Love language atau bahasa cinta adalah cara seseorang mengungkapkan dan menerima kasih sayang. Namun, seiring berjalannya waktu, bahasa cinta seseorang bisa berubah, dan jika pasangan tidak menyadarinya, hal ini bisa menjadi pemicu konflik serius hingga perceraian.

Melansir dari dr. Psych Mom pada 29 Oktober 2022, perubahan bahasa cinta ini sering terjadi pada tahap-tahap penting dalam kehidupan, seperti saat menjadi orang tua baru.

Pergeseran Bahasa Cinta pada Ibu Baru

Ketika seorang wanita menjadi ibu baru, tubuhnya mengalami perubahan hormon drastis dan tingkat stresnya meningkat. Kondisi ini membuat bahasa cintanya bergeser. Awalnya, ia mungkin lebih menyukai sentuhan fisik atau kata-kata afirmasi, tetapi setelah melahirkan, kebutuhannya beralih ke acts of service atau tindakan nyata berupa bantuan sehari-hari.

Bantuan ini mencakup hal-hal kecil, seperti membantu mengganti popok di malam hari, menyiapkan perlengkapan bayi, atau mengurus hal-hal terkait pengasuhan. Jika suami tidak peka dan tidak ikut membantu, jarak emosional dapat muncul. Masalah ini diperburuk jika istri adalah tipe mandiri yang merasa tidak nyaman untuk meminta bantuan secara langsung. Ia akan cenderung memberi sinyal yang tidak jelas, dan jika suami tidak mengerti, ia akan merasa kecewa dan marah.

Perubahan Bahasa Cinta pada Pria di Usia Paruh Baya

Pergeseran bahasa cinta tidak hanya terjadi pada wanita. Pria juga bisa mengalaminya, terutama saat memasuki usia paruh baya. Di masa muda, pria cenderung lebih fokus pada acts of service dan kata-kata afirmasi karena sibuk mengejar karier. Namun, seiring bertambahnya usia dan frekuensi hubungan seksual yang berkurang, mereka mulai menyadari pentingnya sentuhan fisik.

Kebutuhan akan sentuhan fisik yang dulu sering terpenuhi melalui keintiman, kini menjadi lebih terasa. Penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak pria berusia di atas 45 tahun yang menjadikan sentuhan fisik sebagai bahasa cinta utama mereka. Jika istri tidak menyadari atau tidak memenuhi kebutuhan ini, bisa terjadi ketidakseimbangan yang menimbulkan konflik.

Perubahan bahasa cinta lainnya juga bisa terjadi ketika salah satu pasangan sudah tidak lagi memiliki ketertarikan romantis. Kondisi ini bisa membuat mereka tidak lagi peduli apakah bahasa cintanya terpenuhi dan lebih memilih hubungan berubah menjadi seperti persahabatan.

Memahami dan beradaptasi dengan perubahan love language pasangan adalah kunci untuk menjaga hubungan tetap harmonis dan terhindar dari keretakan.