periskop.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyatakan bahwa pihaknya akan terus memantau secara cermat adanya ruang untuk kembali melonggarkan suku bunga acuan di masa mendatang.
Sinyal ini mengemuka seiring upaya otoritas moneter untuk memberikan stimulus lebih kuat bagi pertumbuhan ekonomi nasional, dengan tetap menjaga stabilitas.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi," ujar Perry dalam keterangannya di Jakarta, menyusul Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Rabu (20/8).
Ia menambahkan, langkah tersebut akan diselaraskan dengan prakiraan inflasi yang rendah dan komitmen menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.
Kebijakan penurunan suku bunga juga diikuti oleh penyesuaian pada Deposit Facility menjadi 4,25% dan Lending Facility menjadi 5,75%. Langkah ini diharapkan dapat segera ditransmisikan oleh industri perbankan untuk menekan suku bunga kredit.
Landasan utama dari keputusan BI saat ini adalah proyeksi inflasi yang dipastikan tetap berada dalam sasaran 2,5±1% untuk tahun 2025 dan 2026.
Selain itu, terjaganya stabilitas kurs Rupiah memberikan fleksibilitas bagi BI untuk mengambil kebijakan yang lebih akomodatif.
Untuk mendukung transmisi kebijakan moneter, BI juga akan melanjutkan kebijakan makroprudensial yang longgar guna mendorong penyaluran kredit perbankan dan menjaga likuiditas tetap memadai.
Di samping itu, akselerasi digitalisasi sistem pembayaran terus diperkuat untuk menopang efisiensi ekonomi.
Tinggalkan Komentar
Komentar