periskop.id - Pelita Air resmi membuka rute internasional perdana yang menghubungkan Jakarta dan Singapura. Langkah ini mendapat apresiasi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan karena dinilai mampu memperkuat konektivitas, menarik lebih banyak wisatawan, dan mendorong pertumbuhan investasi di Indonesia.
“Rute Jakarta–Singapura memberikan kemudahan mobilitas bagi masyarakat, sekaligus membuka peluang lebih besar bagi masuknya wisatawan, pebisnis, dan investasi ke Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Hubud, Lukman F. Laisa, dikutip dari Antara, Rabu (20/8).
Peresmian rute ini berlangsung pada 18 Agustus 2025 di Bandara Internasional Changi, Singapura. Menurut Lukman, pembukaan rute internasional oleh Badan Usaha Angkutan Udara Nasional seperti Pelita Air merupakan langkah positif dalam meningkatkan kapasitas angkutan udara nasional.
Ia menyebut bahwa kehadiran rute baru ini menjadi sinyal tumbuhnya industri penerbangan yang lebih sehat dan kompetitif.
Pelita Air akan melayani penerbangan Jakarta–Singapura pulang-pergi sebanyak satu kali setiap hari. Jadwal keberangkatan dari Jakarta ditetapkan pukul 07.10 WIB dan tiba di Singapura pukul 10.00 waktu setempat. Sebaliknya, penerbangan dari Singapura dijadwalkan pukul 11.00 dan tiba kembali di Jakarta pukul 11.55 WIB.
“Jadwal ini diharapkan memberikan kenyamanan bagi penumpang bisnis maupun wisatawan yang membutuhkan konektivitas cepat antarkedua negara,” kata Lukman.
Kemenhub juga menegaskan komitmennya untuk terus mengawasi operasional penerbangan internasional ini, terutama dalam aspek keselamatan, keamanan, dan pelayanan.
“Kami juga mendorong agar kualitas layanan kepada masyarakat terus dijaga, sehingga kepercayaan publik terhadap penerbangan nasional semakin meningkat,” tambah Lukman.
Dengan hadirnya rute baru ini, penumpang dari Singapura kini memiliki akses lebih mudah untuk melanjutkan perjalanan ke berbagai kota di Indonesia melalui jaringan Pelita Air, mulai dari Aceh hingga Papua. Hal ini dinilai mendukung upaya pemerintah dalam memperluas akses destinasi wisata dan pemerataan pembangunan nasional.
Lukman juga menekankan bahwa konektivitas udara yang kuat merupakan elemen penting dalam memperkuat daya saing ekonomi Indonesia. Transportasi udara yang efisien dan terjangkau akan membuka lebih banyak peluang bagi sektor pariwisata, perdagangan, dan investasi lintas negara.
Tinggalkan Komentar
Komentar