Periskop.id - Pemerintah Indonesia tengah mempertimbangkan wacana pembatasan terhadap game online yang mengandung unsur peperangan, senjata api, dan kekerasan. Rencana kebijakan ini muncul sebagai respons serius terhadap insiden ledakan yang terjadi di halaman SMAN 72 Jakarta Utara pada Jumat, 7 November 2025, yang diduga melibatkan seorang siswa korban perundungan.

Kekhawatiran Pemerintah terhadap Game FPS

Presiden RI Prabowo Subianto, melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, menyampaikan bahwa pemerintah sedang mencari jalan keluar dan memikirkan pembatasan terhadap pengaruh game online.

“Beliau tadi menyampaikan bahwa, kita juga masih harus berpikir untuk membatasi dan mencoba bagaimana mencari jalan keluar terhadap pengaruh pengaruh dari game online," ungkap Hadi seperti dikutip oleh Antara pada Senin (10/11).

Secara spesifik, game online yang menjadi sorotan utama adalah genre battle royale atau first-person shooter (FPS) seperti PUBG Mobile, yang memuat unsur senjata api dan menembak yang dianggap mudah diakses dan dipelajari. Pemerintah mengkhawatirkan bahwa kebiasaan bermain game dengan konten tersebut dapat memengaruhi psikologis generasi muda, sehingga kekerasan dianggap sebagai sesuatu yang ‘biasa’.

"Misalnya contoh, PUBG. Itu kan di situ, kita mungkin berpikirnya ada pembatasan-pembatasan ya, di situ kan jenis-jenis senjata, juga mudah sekali untuk dipelajari, lebih berbahaya lagi. Ini kan secara psikologis, terbiasa yang melakukan yang namanya kekerasan itu sebagai sesuatu yang mungkin menjadi biasa saja," tambah Hadi.

Dampak Pembatasan: Mayoritas Pasar Game Indonesia Terancam

Wacana pembatasan ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan pelaku industri dan komunitas gaming, mengingat game bergenre battle royale dan tembak-menembak menguasai pangsa pasar game online di Indonesia.

Survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2025 menunjukkan dominasi game yang mengandung unsur peperangan dan aksi tembak-menembak. Adapun rinciannya sebagai berikut:

Game Teratas di IndonesiaPersentase Pemain (%)Kategori
Mobile Legends48,99%MOBA
Free Fire23,05%FPS/Battle Royale
PUBG11,05%FPS/Battle Royale
Call of Duty6,74%FPS/Battle Royale
Candy Crush Saga3,81%Kasual

Jika game bergenre FPS/Battle Royale seperti Free Fire, PUBG, dan Call of Duty diblokir, diperkirakan sekitar 40,84% dari pasar game paling populer di Indonesia akan terdampak langsung.

Ancaman terhadap Ekonomi Digital dan Esports

Pasar game online di Indonesia telah membentuk ekosistem ekonomi yang luas, yang menopang kehidupan banyak gamer, streamer, dan profesional esports.

  • Pangsa Pasar Regional: Indonesia memegang porsi signifikan dalam pasar game Asia Tenggara, menyumbang 45,8% dari total gamer di kawasan tersebut (Yahoo Finance, 2023).
  • Nilai Pasar: Nilai pasar game Indonesia mencapai US$1,79 miliar pada tahun 2023 (Newzoo), menjadikannya pasar yang sangat menarik secara global.
  • Pertumbuhan Esports: Esports merupakan segmen penting. Indonesia memiliki lebih dari 200 juta penonton dan pemain esports di kawasan Asia Tenggara (Niko Partners). Bahkan, esports sempat menjadi cabang olahraga demonstrasi pada Asian Games 2018.

Wacana pembatasan game dengan konten kekerasan, meskipun bertujuan untuk melindungi psikologis generasi muda, berisiko besar merusak ekosistem yang bernilai miliaran dolar dan mengancam mata pencaharian ribuan orang yang bergantung pada industri gaming dan esports.