periskop.id - Harga smartphone, TV, kamera, dan berbagai perangkat elektronik lainnya diprediksi akan naik di tahun 2026. Kenaikan harga ini terjadi karena permintaan GPU dan memori sedang tinggi-tingginya. Perusahaan besar, seperti Google, Meta, Amazon, sampai OpenAI sedang berlomba memperbesar kapasitas pusat data AI mereka.

Imbasnya, pasokan untuk pasar konsumen jadi berkurang. Banyak pemasok chip dan memori global lebih memprioritaskan kebutuhan raksasa teknologi tersebut sehingga suplai untuk produk elektronik konsumen yang dipakai sehari-hari jadi makin terbatas.

Kondisi ini bisa berdampak langsung pada kenaikan harga barang elektronik di tingkat konsumen, termasuk HP. Karena itu, pusat data AI yang dibangun raksasa teknologi dunia menghabiskan dana hingga ratusan miliar dolar dan sangat bergantung pada chip canggih dari pemasok seperti Nvidia. 

Selain itu, proses produksi chip melibatkan banyak komponen dan perusahaan, gangguan pasokan sekecil apa pun bisa langsung memengaruhi produksi dan harga perangkat elektronik di pasaran.

Penyebab Harga Elektronik Naik

Menambah kapasitas produksi chip bukan hal yang mudah. Selain butuh dana besar, prosesnya juga memakan waktu lama. Karena itu, industri semikonduktor cenderung bergerak hati-hati. Banyak produsen enggan buru-buru membangun pabrik baru karena khawatir perkiraan permintaan pasar terlalu tinggi dan tidak sesuai kenyataan.

Kekurangan chip saat ini dipicu oleh lonjakan kebutuhan untuk pusat data. Para pemasok khawatir pasar terlalu optimistis sehingga mereka memilih menahan diri daripada mengeluarkan investasi mahal untuk kapasitas yang mungkin berlebihan. Padahal, permintaan terus meningkat.

Di sisi lain, menambah kapasitas produksi tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Untuk membangun dan mengoperasikan pabrik semikonduktor baru saja, dibutuhkan waktu sekitar 2−3 tahun. Inilah yang membuat pasokan chip sulit cepat mengejar lonjakan permintaan.

Dalam kondisi ini, Nvidia menjadi salah satu yang berpengaruh karena merupakan pemasok utama chip untuk pusat data AI. Perusahaan ini juga menjadi pembeli besar memori ber-bandwidth tinggi. Chip Nvidia sendiri diproduksi oleh TSMC yang juga melayani pelanggan besar lain seperti Apple.

Hal ini juga menyoroti perubahan desain produk Nvidia yang bisa semakin menekan rantai pasok elektronik konsumen. Nvidia kini makin banyak memakai memori jenis Low Power Double Data Rate (LPDDR) yang lebih hemat daya dibandingkan memori sebelumnya.

Masalahnya, LPDDR generasi terbaru ini juga digunakan oleh produsen elektronik kelas atas seperti Samsung dan Apple. Akibatnya, banyak perusahaan berebut komponen yang sama sehingga pasokan makin ketat dan berpotensi mendorong kenaikan harga produk elektronik di pasaran.

Dampak Bagi Konsumen 

Jika kapasitas produksi produsen chip besar, seperti TSMC, Intel, dan Samsung lebih banyak terserap untuk memenuhi kebutuhan pusat data AI, pasokan komponen untuk produk elektronik konsumen otomatis ikut tertekan. 

Salah satu yang paling terdampak adalah DRAM yang digunakan pada smartphone, laptop, dan PC karena komponen ini menyumbang sekitar 10% hingga 25% dari total biaya produksi perangkat.

Kenaikan harga memori di kisaran 20%-30% bisa membuat biaya bahan baku naik sekitar 5% sampai 10%. Menurut perkiraan analis Hanbury, dampak ini bisa mulai terasa dalam waktu dekat dan akan semakin kuat pada tahun 2026.

Bukan cuma soal biaya, risiko kekurangan stok juga ikut meningkat. Ketika produsen kesulitan mendapatkan komponen penting, proses produksi smartphone, laptop, dan perangkat elektronik lainnya bisa melambat atau bahkan tertunda.

Masalahnya semakin kompleks karena kini pemain besar di pusat data AI, seperti Nvidia, juga membutuhkan komponen yang biasanya dipakai untuk produk konsumen, contohnya memori LPDDR. Hal ini menambah tekanan pada pasar yang pasokannya sudah terbatas.

Jika perusahaan elektronik tidak bisa mendapatkan komponen yang mereka butuhkan karena stok dialihkan ke pusat data AI, bukan tidak mungkin akan terjadi kelangkaan pada gadget-gadget populer yang banyak digunakan konsumen sehari-hari.

Singkatnya, lonjakan pengembangan AI membuat komponen elektronik jadi rebutan dan harganya ikut terdorong naik. Dampaknya, konsumen harus bersiap menghadapi harga HP dan elektronik yang makin mahal dan stok yang mungkin lebih terbatas.

Menurut kamu, apakah kenaikan harga HP dan elektronik ini masih wajar, atau justru makin memberatkan?