periskop.id - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) E. Aminudin Aziz menegaskan pentingnya transformasi perpustakaan agar tetap relevan di tengah pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Menurutnya, perubahan yang cepat di bidang ini menuntut kemampuan dan langkah antisipatif dari semua pihak yang terlibat dalam dunia literasi.
“Kita memerlukan kecakapan dan langkah antisipasi untuk menghadapi perubahan cepat teknologi AI,” ujarnya dalam pernyataan resmi melansir Antara, Selasa (9/9).
Aminudin menjelaskan, kompleksitas kecakapan literasi akan terus berkembang seiring perubahan zaman. Oleh karena itu, perpustakaan tidak boleh lagi dipandang hanya sebagai tempat menyimpan buku, melainkan harus beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat modern.
“Perpustakaan tidak boleh lagi dipandang sekadar tempat untuk menumpuk buku,” tegasnya.
Era digital membawa peluang, tantangan, sekaligus ancaman. Karena itu, semua pihak yang bergerak di bidang peningkatan literasi, mulai dari pengelola perpustakaan, guru, hingga pegiat literasi, perlu bekerja sama menyusun strategi dan program yang dapat menumbuhkan kreativitas generasi masa kini.
“Kita harus terus mengubah perspektif dalam melayani masyarakat, khususnya mereka yang sudah melek teknologi,” katanya.
Perpusnas telah menyediakan berbagai platform dan kegiatan yang melibatkan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk membangun budaya literasi di masyarakat. Langkah ini diharapkan dapat memperluas jangkauan layanan dan meningkatkan minat baca di era digital.
Sementara itu, Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas, Nurhadisaputra, menekankan bahwa literasi adalah hak asasi manusia, fondasi pembangunan berkelanjutan, serta pintu menuju keadilan sosial dan masyarakat yang damai dan inklusif.
Ia menilai tema Hari Literasi Internasional 2025 yang diangkat UNESCO, “Mempromosikan Literasi di Era Digital”, sangat relevan dengan perubahan cara berpikir, belajar, bekerja, bersosialisasi, dan memahami realitas di masa kini.
Nurhadisaputra menegaskan, perubahan era digital menuntut literasi yang tidak hanya fokus pada kemampuan membaca, tetapi juga pada pemahaman kritis terhadap informasi. Hal ini penting agar masyarakat mampu memanfaatkan teknologi secara bijak dan produktif.
Tinggalkan Komentar
Komentar