Periskop.id - Sebuah tragedi kebakaran melanda Gedung Terra Drone di Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus), yang mengakibatkan belasan orang tewas. Sebanyak 20 kantong jenazah korban kebakaran telah tiba di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, seperti dilaporkan oleh Antara, Selasa (9/12).
Kebakaran yang terjadi di gedung Terra Drone ini diduga berawal dari gudang penyimpanan baterai di lantai satu.
"Ada baterai di lantai satu, itu yang terbakar," kata Kapolres Metro Jakpus Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro.
Meskipun sempat dipadamkan oleh karyawan, api makin membesar dan asap tebal menyebar hingga ke lantai enam, menyebabkan korban berjatuhan. Insiden ini sontak menyoroti bahaya laten dari baterai lithium-ion yang kini menggerakkan hampir semua gawai dan alat teknologi modern.
Bahaya Baterai Lithium-Ion
Kasus kebakaran akibat baterai lithium-ion semakin sering terjadi seiring penggunaannya yang masif di laptop, kamera, smartphone, hingga mobil listrik. Material mudah terbakar di dalamnya meningkatkan risiko, terutama jika ada masalah produksi, kerusakan, atau penyalahgunaan.
Komisaris Departemen Pemadam Kebakaran Kota New York (FDNY), Laura Kavanagh, menjelaskan sifat eksplosif kebakaran ini.
“Dalam semua kebakaran ini, kebakaran baterai lithium-ion bukanlah kebakaran yang lambat; bukan api kecil, tetapi benar-benar meledak. Begitu terjadi, volume apinya sangat besar, sangat sulit dipadamkan, dan sangat berbahaya,” kata Kavanagh kepada CNN.
Steve Kerber, wakil presiden dan direktur eksekutif Fire Safety Research Institute (FSRI) dari Underwriters Laboratory (UL), menambahkan bahwa insiden akan semakin sering terjadi seiring bertambahnya jumlah baterai di sekitar kita, meskipun baterai tersebut pada umumnya aman jika tidak ada cacat, kerusakan, atau penyalahgunaan.
Data dari UL Solutions yang disadur oleh Delaware News menunjukkan, sejak 2022 telah terjadi 188 ledakan dan lebih dari 3.000 kebakaran yang disebabkan oleh produk konsumen berbaterai lithium-ion.
Penyebab Utama Kegagalan Baterai dan Insiden Global
Menurut laman resmi University of Utah, kecelakaan baterai lithium-ion utamanya disebabkan oleh dua faktor, di antaranya:
- Overcharge dan Panas Berlebih: Mengisi baterai melebihi kapasitasnya, atau paparan suhu ekstrem, dapat menyebabkan penumpukan panas.
- Siklus Pakai dan Penuaan: Kualitas baterai menurun seiring waktu akibat siklus pengisian ulang yang berulang.
Bahaya ini bukan hanya masalah domestik. Pada 2016, Samsung melakukan penarikan global Galaxy Note 7 karena masalah sel baterai yang menyebabkan perangkat terbakar. HP dan Sony juga pernah menarik baterai laptop. Bahkan, Otoritas Penerbangan di AS (FAA) pada 2020 melarang baterai lithium-ion kecil yang tidak terpasang dimasukkan ke bagasi check-in karena risiko insiden.
“Insiden asap dan kebakaran yang melibatkan baterai lithium dapat ditangani oleh kru kabin dan penumpang di dalam pesawat,” kata FAA.
Panduan Keselamatan
FSRI memberikan tips keselamatan baterai yang terangkum dalam panduan “Take C.H.A.R.G.E.” untuk memilih, merawat, dan membuang perangkat berbaterai lithium-ion dengan benar. Adapun, panduan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
| Akronim | Panduan Keselamatan | Keterangan |
|---|---|---|
| Choose Certified Products | Pilih Produk Bersertifikat | Pastikan perangkat bersertifikat dari laboratorium pengujian yang diakui secara nasional. |
| Handle Lithium-Ion Devices with Care | Gunakan dengan Hati-hati | Gunakan charger bawaan. Cas di tempat yang aman, jauh dari suhu ekstrem, sinar matahari, dan bahan mudah terbakar. Jangan cas perangkat besar (seperti e-bike) semalaman. |
| Always Stay Alert for Warning Signs | Waspadai Tanda-tanda Bahaya | Periksa kerusakan (dengan ciri-ciri menggelembung), suara aneh (seperti desis dan letupan), panas berlebih, atau bau tidak biasa. Asap putih atau abu-abu adalah tanda bahaya segera. |
| Recycle Properly | Daur Ulang dengan Benar | Buang baterai/perangkat lama/rusak di pusat daur ulang baterai. Jangan buang di tempat sampah biasa. |
| Get Out Quickly if There's a Fire | Segera Keluar Jika Terjadi Kebakaran | Ikuti rencana evakuasi rumah, tutup pintu, dan segera hubungi bantuan darurat. |
| Educate Others | Edukasi Orang Lain | Bagikan tips keselamatan baterai kepada keluarga dan teman. |
Bila baterai meledak yang menyebabkan luka bakar, Pusat Luka Bakar University of Utah merekomendasikan penanganan cepat untuk luka tersebut dengan melakukan “Empat C”, yang meliputi:
- Cool (Dinginkan): Bilas luka dengan air dingin (bukan es) selama minimal lima menit.
- Clean (Bersihkan): Cuci area luka dengan sabun ringan dan air untuk mencegah infeksi.
- Cover (Tutup): Untuk luka ringan, tutup dengan perban atau kasa kering (dengan obat antibiotik seperti bacitracin).
- Call (Hubungi): Segera cari bantuan darurat jika luka melepuh (derajat dua) atau tampak putih/arang (derajat tiga).
Tinggalkan Komentar
Komentar