Periskop.id - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari menilai, dukungan negara melalui peningkatan bonus buat peraih medali emas menjadi Rp1 miliar, menjadi suntikan semangat bagi atlet Indonesia yang tengah bertanding di SEA Games Thailand 2025.

“Bonus emas yang meningkat menjadi Rp1 miliar bukan soal pragmatis, tetapi suntikan semangat. Atlet merasakan kehadiran negara,” kata Raja Sapta Oktohari kepada wartawan di Bangkok, dikutip Selasa (16/12). 

Okto menyatakan, perhatian besar yang dirasakan atlet pada SEA Games 2025 menjadi sinyal kuat bahwa dukungan negara terhadap prestasi olahraga tidak berhenti pada ajang ini saja, melainkan akan berlanjut ke level internasional berikutnya.

“Jika di SEA Games saja perhatiannya sebesar ini, kita bisa membayangkan dukungan ke depan menuju Asian Games dan Olimpiade,” tuturnya. 

Menurut Okto, suntikan semangat tersebut terlihat dari performa atlet Indonesia yang hingga pertengahan SEA Games 2025 mampu bersaing di papan atas klasemen perolehan medali. Indonesia saat ini menempati peringkat kedua dengan koleksi 52 medali emas, 65 perak, dan 70 perunggu.

Meski demikian, Okto mengingatkan seluruh elemen tim Indonesia untuk tidak terlena dengan capaian sementara tersebut. Ia menegaskan perjuangan masih berlangsung hingga penutupan SEA Games pada 20 Desember mendatang.

“Per hari ini kita berada di peringkat kedua. Ini tentu membanggakan, tetapi kita tidak boleh terlena,” serunya.

Ia menambahkan, peluang penambahan medali emas masih terbuka dari sejumlah cabang olahraga yang belum menyelesaikan pertandingan. Karena itu, fokus dan konsistensi dinilai menjadi kunci agar Indonesia mampu mempertahankan performa hingga hari terakhir.

“Sumber-sumber medali emas masih ada di cabang-cabang berikutnya dan harus terus kita jaga sampai SEA Games berakhir,” ujarnya. 

Sementara itu, Chief de Mission (CdM) Tim Indonesia untuk SEA Games 2025 Bayu Priawan Djokosoetono menilai, raihan sementara 52 medali emas mencerminkan kualitas atlet Indonesia yang semakin matang.

“Ini bukan over optimistis, tetapi menunjukkan kualitas atlet kita,” kata Bayu.

Bayu menyebut, tim CdM terus melakukan pendampingan intensif kepada atlet dan ofisial selama SEA Games berlangsung, baik melalui kunjungan langsung ke arena pertandingan maupun dukungan nonteknis. Salah satu fasilitas yang dimaksimalkan adalah Rumah Indonesia yang berfungsi sebagai ruang pemulihan mental dan kebersamaan atlet.

“Dukungan dari Presiden dan Menpora sangat terasa dan menjadi tambahan energi bagi atlet saat bertanding,” ujar Bayu, seraya berharap performa kontingen Indonesia terus meningkat hingga hari terakhir SEA Games Thailand 2025.

Perak dan Perunggu
Sementara itu, jika peraih medali emas dipastikan mendapat bonus Rp1 miliar, bagaimana dengan peraih perak dan perunggu? Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir menyebut bonus bagi peraih perak dan perunggu SEA Games 2025 masih dalam kalkulasi pemerintah untuk ditentukan nilainya kemudian.

"Belum, nanti kita diskusikan. Tapi pasti ya emas itu kan, sudah satu (Rp1 miliar). Ya jangan kaget kalau ternyata perbedaan antara emas dan perak agak signifikan," kata Erick dalam keterangannya pada wartawan di Bangkok, Senin (15/12) malam.

Menpora menegaskan, hitungan utama dalam raihan medali di SEA Games adalah emas, bukan total perolehan medali. Oleh karena itu, apresiasi untuk peraih emas yang masih menjadi fokus utama pemerintah.

Presiden Prabowo Subianto sendiri sebelumnya memerintahkan agar bonus atlet peraih emas SEA Games 2025 dinaikkan yang sebelumnya sekitar Rp500 juta menjadi Rp1 miliar. Permintaan Presiden saat pelepasan kontingen atlet SEA Games 2025 di Istana Negara Jakarta tersebut pun disanggupi langsung oleh Menpora dan Menteri Sekretariat Negara.

"Kita akan dorong, saudara-saudara, Menpora bagaimana, yang dapat medali emas akan kita kasih insentif anggarannya 500 (juta)? Bisa dinaikkan jadi Rp1 miliar? Bisa. Bisa kan? Mensesneg bisa? Alhamdulillah," ujar Prabowo saat itu.

Namun, Erick tidak memastikan akan ada juga kenaikan bonus untuk peraih perak dan perunggu SEA Games 2025, layaknya kenaikan bonus bagi peraih emas. "Nanti kita tunggu putusan," serunya. 

Hanya saja, ia memastikan, peraih medali perak dan perunggu juga tetap mendapat apresiasi tinggi dari negara. "Ya perak sama perunggu dapet lah, sudah berjuang. Kan itu sebagai tabungan dan masa depan mereka juga," tuturnya. 

Sebelumnya, Erick Thohir menegaskan kepada Presiden Prabowo Subianto, para atlet Indonesia yang akan bertanding pada SEA Games Thailand 2025 bertekad menjadi duta bangsa dan berjuang habis-habisan demi Merah Putih. 

Erick menyampaikan, kontingen Indonesia telah dipersiapkan untuk mengikuti ajang olahraga terbesar di Asia Tenggara tersebut, yang berlangsung pada 9 hingga 20 Desember 2025. Ajang tersebut diikuti 11 negara dengan 51 cabang olahraga. 

Kontingen Indonesia mengikuti 48 cabang olahraga dan telah menjalani pemusatan latihan sekitar dua setengah bulan. Total kontingen Indonesia berjumlah 1.021 atlet dan menjadi kontingen terbesar keempat di Asia Tenggara setelah Thailand, Filipina, dan Malaysia.

Dia menargetkan Indonesia dapat mempertahankan peringkat tiga seperti pada penyelenggaraan SEA Games sebelumnya di Kamboja. Saat itu Indonesia berhasil mengoleksi 87 medali emas, 80 perak, dan 109 perunggu.