Periskop.id- Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai, paket stimulus ekonomi yang disiapkan oleh pemerintah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, meski dorongannya relatif terbatas.
“Kalau kita lihat dari sisi efektivitas, paket stimulus ekonomi pemerintah memang memiliki cakupan insentif yang cukup luas, sehingga secara umum bisa memberikan dorongan terhadap pertumbuhan,” kata Yusuf di Jakarta, Kamis (2/10) seperti dilansir Antara.
Menurut Yusuf, faktor yang membuat dampak stimulus terhadap pertumbuhan cukup terbatas adalah jumlah penerima insentif yang tersegmentasi. Basis penerima yang terbatas membuat daya ungkit paket stimulus terhadap perekonomian nasional juga relatif terbatas.
“Artinya, stimulus ini berpotensi menjaga momentum pertumbuhan, tetapi tidak cukup untuk mengubah tren menjadi jauh lebih tinggi,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini Indonesia berpeluang mencapai pertumbuhan ekonomi 5,2% sepanjang 2025. Target ini didapat dengan dorongan delapan program akselerasi kebijakan ekonomi 2025.
Delapan program itu di antaranya program magang nasional, perluasan PPh 21 ditanggung pemerintah (DTP) untuk pariwisata dan horeka (hotel, restoran, dan kafe), bantuan pangan, dan diskon iuran JKK dan JKM untuk BPU ojol selama enam bulan. Kemudian program Manfaat Layanan Tambahan (MLT) Perumahan BPJS Ketenagakerjaan, program Padat Karya Tunai (Cash for Work) Kemenhub dan Kemen PU, program deregulasi, dan program perkotaan.
Program Pendukung
Airlangga menambahkan, pemerintah juga menyiapkan program pendukung lain. Seperti Koperasi Desa Merah Putih, penguatan sektor pertanian dan perikanan, serta pengembangan tambak di kawasan Pantura seluas 20 ribu hektare.
“Hari ini kami bersama para menteri mengadakan rapat koordinasi terutama terkait dengan program ekonomi yang akan didorong untuk bisa dilaksanakan sampai dengan kuartal IV tahun ini. Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi 5,2 % Insya Allah bisa dicapai,” ujar Airlangga usai memimpin Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) bersama jajaran kementerian teknis di Wisma Danantara, Jakarta, Rabu (1/10).
Sementara Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, pihaknya bakal merealokasi anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), untuk memenuhi kebutuhan program stimulus ekonomi akhir tahun 2025.
Menurut dia, anggaran yang bakal diotak-atik nantinya kemungkinan besar berasal dari pos belanja yang tak terlalu mendesak untuk dibelanjakan di 2025. Artinya, dana untuk stimulus bukan berasal dari pos anggaran baru.
“Nanti saya sisir dulu. Kalau tempat-tempat yang enggak bisa belanja tahun ini, akan saya geser,” kata Purbaya, Rabu.
Tinggalkan Komentar
Komentar