Periskop.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga September 2025 menunjukkan kinerja yang solid, terutama didukung oleh aktivitas perdagangan luar negeri yang tetap perkasa di tengah gejolak ekonomi global.
Dalam Konferensi Pers APBN Kita Edisi Oktober 2025 di Jakarta, Selasa (14/10), Menkeu Purbaya melaporkan bahwa neraca perdagangan kumulatif Indonesia selama Januari-September 2025 berhasil mencatat surplus yang signifikan, yakni mencapai US$32,3 miliar secara secara year-on-year (yoy).
“Aktivitas ekspor-impor masih tetap solid di tengah gejolak global, surplus perdagangan akumulatif mencapai US$32,3 miliar, tumbuh hampir 46% dibanding tahun lalu,” kata Purbaya.
Secara rinci, neraca perdagangan non-migas mencatat surplus sebesar US$46,1 miliar. Sedangkan neraca perdagangan migas mengalami defisit sebesar US$13,8 miliar.
Menkeu Purbaya menjelaskan bahwa kinerja ekspor Indonesia, terutama non-migas, menjadi motor utama dari surplus yang dicapai.
"Ini ditopang oleh ekspor non-migas yang naik 9,1% year-on-year, khususnya sektor hilirisasi logam dan pertanian," ujar Purbaya.
Adapun ekspor hingga September 2025 mencapai US$208,9 miliar, tumbuh 7,7% yoy. Kontributor terbesar berasal dari ekspor non-migas sebesar US$198,9 miliar, sementara ekspor migas mencapai US$10 miliar.
Purbaya mengungkapkan bahwa Pemerintah akan terus berkomitmen untuk meningkatkan kinerja ekspor ke depannya.
“Ke depan kita akan terus mendorong perluasan pasar ekspor dan penguatan industri berbasis nilai tambah,” katanya.
Di sisi lain, impor Indonesia tumbuh lebih moderat di angka 2,8% yoy, dengan total nilai mencapai US$176,6 miliar, dengan rincian, impor non-migas sebesar US$152,8 miliar dan impor migas sebesar US$23,8 miliar.
Pertumbuhan impor yang moderat ini, menurut Purbaya, menunjukkan bahwa ekonomi dalam negeri masih dalam koridor yang positif.
“Ini mencerminkan permintaan domestik yang masih terjaga,” ungkapnya.
Tinggalkan Komentar
Komentar