Periskop.id - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, menyatakan bahwa negaranya akan mengumumkan kebijakan untuk secara bersamaan mengembangkan kekuatan nuklir dan senjata konvensional. Pengumuman ini akan disampaikan dalam kongres partai yang akan datang. Pernyataan tersebut dirilis oleh media pemerintah Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA), pada Sabtu (13/9), yang dilansir oleh Yonhap News.

Menurut laporan KCNA, Kim menyampaikan kebijakan tersebut saat meninjau Institut Senjata Pertahanan Lapis Baja dan Institut Senjata Elektronik di bawah Akademi Ilmu Pertahanan pada Kamis dan Jumat lalu. Ia menekankan perlunya terus memodernisasi angkatan bersenjata konvensional untuk membangun militer yang kuat.

“Kongres ke-9 Partai Pekerja Korea (WPK) akan mengajukan kebijakan untuk secara bersamaan mendorong pembangunan kekuatan nuklir dan angkatan bersenjata konvensional dalam bidang pertahanan nasional," seperti yang dilaporkan oleh KCNA.

Fokus pada Modernisasi Senjata Konvensional

Pengumuman ini mengindikasikan bahwa Korea Utara akan semakin gencar mengembangkan senjata konvensional, selain program nuklir dan rudal yang sudah ada. Langkah ini diperkirakan sebagai respons atas keunggulan daya tembak militer konvensional yang dimiliki oleh Korea Selatan.

Selama peninjauan, Kim mempelajari secara rinci penelitian di bidang pertahanan, termasuk pengembangan baja komposit khusus dan sistem perlindungan aktif cerdas untuk kendaraan lapis baja. Ia juga memantau uji coba operasional "sistem perlindungan aktif terhadap serangan dari depan, samping, dan atas melalui penembakan langsung berbagai rudal anti-tank."

Pada Mei, Kim juga sempat mengunjungi pabrik tank dan menegaskan bahwa mengganti persenjataan lapis baja yang ada dengan tank dan kendaraan canggih adalah isu paling penting dalam pembangunan kekuatan bersenjata dan modernisasi militer.

Dalam laporan terpisah, KCNA juga menyebutkan bahwa pada Jumat (12/9), Kim memantau lomba menembak antara pasukan penembak jitu. 

"Merujuk pada dampak perluasan lingkup kegiatan para penembak jitu terhadap keseluruhan aktivitas militer tentara kita, Kim berulang kali menekankan perlunya melatih secara sistematis pasukan penembak jitu khusus dan meningkatkan aktivitas mereka," bunyi laporan tersebut.

Langkah ini sejalan dengan tren terkini, di mana Korea Utara dilaporkan telah mengirimkan sekitar 15.000 tentara untuk mendukung Rusia dalam perang melawan Ukraina. Sejak itu, Kim Jong-un semakin menyoroti pentingnya modernisasi senjata konvensional serta memperkuat pelatihan lapangan dan kemampuan tempur pasukannya.