periskop.id - Presiden Dewan Eropa, Antonio Costa, menyatakan dukungannya terhadap langkah Komisi Eropa yang mengusulkan penangguhan sebagian ketentuan perdagangan dalam Kesepakatan Asosiasi dengan Israel. 

Usulan ini juga mencakup sanksi terhadap sejumlah menteri berhaluan ekstrem dan para pemukim yang terlibat aksi kekerasan.

Melalui unggahan di platform X, Costa menegaskan bahwa keputusan akhir kini berada di tangan negara-negara anggota Uni Eropa. 

"Kini giliran negara-negara anggota yang memutuskan," tulisnya mengutip Antara, Kamis (18/9).

Ia menjelaskan, langkah tersebut dimaksudkan sebagai sinyal tegas bahwa Eropa tidak dapat menerima tindakan pemerintah Israel di Gaza dan Tepi Barat. Menurutnya, aksi-aksi tersebut telah melampaui batas hak sah Israel untuk membela diri.

Costa juga menyoroti kondisi kemanusiaan yang memburuk di Gaza. Dalam pernyataannya, ia menulis, "Situasi di Gaza sangat mengerikan dan tidak dapat diterima. Gencatan senjata segera harus dilakukan. Akses bantuan kemanusiaan penuh harus diberikan. Para sandera harus dibebaskan tanpa syarat."

Sementara itu, dalam unggahan terpisah, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengonfirmasi bahwa pihaknya mengajukan sanksi terhadap menteri-menteri ekstremis Israel dan para pemukim yang melakukan kekerasan. Usulan tersebut juga mencakup penangguhan konsesi perdagangan yang selama ini menguntungkan Israel.

Von der Leyen menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya Uni Eropa untuk merespons situasi di lapangan yang semakin memburuk. Ia menilai, tekanan diplomatik dan ekonomi perlu dilakukan agar pihak-pihak terkait menghentikan kekerasan dan membuka ruang bagi solusi damai.

Dengan dukungan dari pimpinan Dewan Eropa dan Komisi Eropa, bola kini berada di tangan negara-negara anggota. Keputusan mereka akan menentukan apakah Uni Eropa benar-benar mengambil langkah tegas terhadap Israel atau memilih jalur diplomasi yang lebih lunak.