periskop.id - Sebuah insiden mengejutkan terjadi dalam misi luar angkasa Tiongkok. Tiga taikonaut (astronaut Tiongkok) yang seharusnya kembali ke Bumi terpaksa bertahan lebih lama di orbit setelah kapsul pulang mereka rusak akibat hantaman puing antariksa.
Melansir Live Science, menurut laporan resmi, kapsul yang digunakan untuk membawa mereka pulang mengalami kerusakan struktural setelah terkena serpihan logam yang melayang di orbit rendah Bumi.
“Kapsul kembali tidak dapat digunakan dengan aman,” ungkap seorang pejabat badan antariksa Tiongkok.
Ketiga astronaut tersebut saat ini masih berada di stasiun luar angkasa Tiangong. Kondisi mereka dilaporkan stabil, namun situasi ini menimbulkan kekhawatiran global mengenai bahaya puing antariksa yang semakin meningkat.
“Kami sedang menilai opsi terbaik untuk membawa mereka pulang dengan selamat,” kata juru bicara China Manned Space Agency.
Ia menambahkan bahwa tim teknis sedang bekerja keras mencari solusi alternatif.
Puing antariksa memang menjadi masalah serius. Data dari European Space Agency mencatat lebih dari 36 ribu objek berukuran lebih dari 10 cm mengorbit Bumi, dan jutaan serpihan kecil yang bisa merusak wahana antariksa.
Para astronaut yang terjebak dilaporkan memiliki persediaan oksigen, makanan, dan air yang cukup untuk beberapa minggu ke depan.
“Tidak ada ancaman langsung terhadap keselamatan mereka,” ujar pejabat tersebut.
Namun, para ahli menekankan bahwa semakin lama mereka berada di orbit, semakin besar risiko paparan radiasi kosmik dan potensi masalah teknis lain.
“Setiap hari tambahan di luar angkasa adalah tantangan,” kata seorang analis luar angkasa independen.
Insiden ini juga memicu diskusi internasional tentang perlunya regulasi lebih ketat dalam peluncuran satelit dan pembuangan roket. Tanpa pengelolaan yang baik, orbit Bumi bisa menjadi semakin berbahaya bagi misi manusia.
Badan antariksa Tiongkok menyatakan sedang menyiapkan kapsul pengganti yang dapat diluncurkan dalam waktu dekat.
Dunia kini menunggu langkah berikutnya dari Tiongkok. Insiden ini menjadi pengingat bahwa eksplorasi luar angkasa bukan hanya soal teknologi canggih, tetapi juga soal bagaimana manusia menghadapi risiko yang datang dari lingkungan antariksa yang penuh ancaman.
Tinggalkan Komentar
Komentar