periskop.id - Fenomena langit selalu memikat perhatian manusia sejak dahulu kala. Salah satu yang paling sering menimbulkan kekaguman sekaligus kebingungan adalah munculnya cahaya terang yang melintas di langit malam. 

Banyak orang menyebutnya bintang jatuh, padahal istilah ilmiah yang tepat adalah meteor. Namun, ketika sebagian material itu berhasil mencapai permukaan Bumi, barulah ia disebut meteorit.

Meteor sendiri sebenarnya bukan benda padat yang jatuh, melainkan kilatan cahaya yang muncul ketika partikel kecil dari luar angkasa memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi. Menurut penjelasan ilmuwan dari Space.com, partikel ini bisa sekecil butiran pasir, namun gesekan dan tekanan udara yang ekstrem membuatnya berpijar terang sebelum akhirnya hancur di udara.

Sebaliknya, meteorit adalah fragmen nyata dari benda langit yang berhasil bertahan melewati atmosfer dan jatuh ke permukaan Bumi. National Geographic mencatat bahwa meteorit bisa berasal dari asteroid, komet, bahkan pecahan dari material-material Bulan atau planet lain. Kehadiran meteorit sangat penting bagi ilmu pengetahuan karena membawa petunjuk tentang asal-usul tata surya.

Perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada tahap keberadaannya. 

Meteor adalah fenomena optik yang hanya terlihat di langit, sementara meteorit adalah objek fisik yang akhirnya menghantam permukaan Bumi, bisa ditemukan, disentuh, dan diteliti. 

Dengan kata lain, meteor hanyalah “pertunjukan cahaya,” sedangkan meteorit adalah “bukti nyata” dari perjalanan panjang benda luar angkasa yang sampai ke permukaan Bumi.

Ukuran juga memainkan peran penting. Sebagian besar meteor berukuran sangat kecil sehingga habis terbakar di atmosfer. Namun, jika ukurannya cukup besar dan komposisinya kuat, sebagian material dapat bertahan dan jatuh sebagai meteorit. Inilah yang menjelaskan mengapa kawah besar di Bumi, seperti Meteor Crater di Arizona, terbentuk akibat tumbukan meteorit raksasa jutaan tahun lalu.

Selain itu, dampak ilmiah meteorit jauh lebih besar dibanding meteor. Meteor hanya memberikan tontonan sesaat, seperti hujan meteor tahunan yang bisa diprediksi. Meteorit, di sisi lain, menyimpan informasi kimia dan mineral yang membantu ilmuwan memahami pembentukan planet, bahkan kemungkinan asal mula kehidupan melalui senyawa organik yang terkandung di dalamnya.

Meski begitu, keduanya tetap saling terkait. Tanpa meteor, kita tidak akan menyadari betapa sering Bumi dihujani partikel kosmik setiap harinya. Dan tanpa meteorit, kita tidak akan memiliki sampel nyata untuk diteliti. 

Meteor memberi kita keindahan sesaat di langit malam, sementara meteorit menghadirkan pengetahuan abadi tentang sejarah kosmos. Keduanya adalah pengingat bahwa Bumi hanyalah bagian kecil dari panggung besar alam semesta.