periskop.id - Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China di bidang eksplorasi ruang angkasa kembali memanas. NASA dilaporkan melarang warga negara China yang memegang visa AS untuk terlibat dalam program-programnya. 

Langkah ini diambil di tengah meningkatnya persaingan kedua negara dalam menguasai teknologi dan pencapaian luar angkasa.

Melansir Bloomberg, pembatasan tersebut mencakup larangan bagi warga China untuk mengakses sistem data NASA, menghadiri rapat, baik secara langsung maupun daring, serta memasuki fasilitas tertentu. 

Sumber anonim menyebutkan, kebijakan ini berlaku secara menyeluruh demi melindungi keamanan informasi sensitif.

Juru bicara NASA, Bethany Stevens, membenarkan adanya langkah pengamanan ini. 

“NASA telah mengambil tindakan internal terkait warga negara China, termasuk membatasi akses fisik dan keamanan siber ke fasilitas, materi, dan jaringan kami untuk memastikan keamanan pekerjaan kami,” ujarnya.

Kebijakan ini muncul di tengah kekhawatiran Washington terhadap kemajuan pesat program luar angkasa China. Negeri Tirai Bambu diketahui tengah mengembangkan teknologi navigasi satelit, misi pendaratan di bulan, hingga penerbangan ruang angkasa berawak, dengan ambisi untuk melampaui capaian Amerika Serikat.

Pada 3 September lalu, Komite Senat Perdagangan AS menggelar sidang dengar pendapat. Sejumlah senator dari kedua partai mendesak pemerintah untuk memastikan kehadiran permanen Amerika di Bulan sebelum China mengirimkan taikonautnya. 

Mereka menilai langkah ini penting untuk mempertahankan posisi AS sebagai pemimpin dalam eksplorasi ruang angkasa.

Namun, ambisi tersebut berpotensi terhambat. Gedung Putih justru mengusulkan pemangkasan anggaran NASA hingga 24%. Pemotongan ini dikhawatirkan akan memperlambat program luar angkasa AS di tengah persaingan yang semakin ketat dengan China.