periskop.id - Sebuah kapal pembawa migran yang ditumpangi 300 penumpang tenggelam di dekat perbatasan Thailand–Malaysia ketika ratusan orang dikabarkan hilang pada Minggu (9/11). Melansir Reuters, Otoritas Maritim Malaysia melaporkan terdapat sepuluh orang selamat, sementara satu jenazah ditemukan.
Laksamana Pertama Romli Mustafa, Direktur Otoritas Maritim Negara Bagian Kedah dan Perlis di Malaysia Utara, mengatakan kapal pengangkut migran tersebut berangkat dari Buthidaung dengan total sekitar 300 penumpang di dalamnya, dan kapal itu tenggelam di perairan utara Malaysia.
“Korban yang selamat merupakan tiga pria asal Myanmar, dua pria Rohingya, dan satu berasal dari Bangladesh, sementara sisanya masih dalam kondisi selamat. Kapal ini ditemukan di perairan lepas pantai Langkawi,” kata Romli Mustafa, Senin (10/11).
Sementara itu, laporan media setempat menyebutkan ditemukan jenazah seorang perempuan berkebangsaan Rohingya. Kepala Kedah, Adzli Abu Shah, membenarkan identitas jenazah tersebut.
Menurut Adzli, upaya migrasi yang mereka lakukan terjadi karena kelompok minoritas Rohingya yang mayoritas beragama Islam terpaksa meninggalkan Myanmar, negara yang didominasi penduduk beragama Buddha, akibat diskriminasi yang mereka alami.
Selain itu, mereka dianggap sebagai pendatang dari Asia Selatan sehingga tidak diberikan status kewarganegaraan dan mengalami penindasan serta perlakuan tidak manusiawi.
Diketahui, rombongan yang hendak menuju Malaysia semula berlayar dengan sebuah kapal besar. Namun, saat mendekati perbatasan, mereka diperintahkan berpindah ke tiga kapal kecil yang masing-masing menampung sekitar 100 orang agar tidak terdeteksi oleh aparat.
“Sayangnya, satu di antara kapal tersebut tenggelam, dan hingga kini nasib dua kapal lainnya masih belum kami ketahui. Upaya pencarian dan penyelamatan masih terus berlangsung,” tutur Adzli.
Tinggalkan Komentar
Komentar