periskop.id - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) membukukan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp41,23 triliun pada kuartal III 2025. Angka tersebut turun 9,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp45,36 triliun yang dicatatkan pada kuartal III 2024.

"Pencapaian laba perseroan BRI berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp41,2 triliun hingga akhir triwulan III 2025," kata Hery dalam konferensi pers Kinerja Bank BRI Triwulan III, Kamis (30/10).

Hery menuturkan kinerja perseroan terus menunjukkan tren yang positif, hal itu terlihat dari total aset BRI mengalami pertumbuhan sebesar 8,2% secara tahunan saat ini aset BRI menjadi sekitar Rp2.123,4 triliun.

Kemudian dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BRI juga menunjukkan peningkatan yang solid. Total DPK tercatat tumbuh 8,2% year on year menjadi sekitar Rp1.474,8 triliun.

Sementara untuk rasio kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) gross dan net perseroan masing-masing berada di level 3,29% dan 1,04%. Di sisi intermediasi penyaluran kredit, BRI mengalami pertumbuhan sebesar 6,3% year on year menjadi sebesar Rp1.438,1 triliun.

"Perbaikan fundamental kinerja BRI tersebut berdampak positif terhadap pencapaian laba perseroan BRI berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp41,2 triliun," tuturnya.

Hery Gunardi menyatakan BRI terus berperan aktif menyalurkan pembiayaan untuk mendukung perekonomian nasional. Hingga Oktober 2025, BRI telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp130,2 triliun kepada hampir 2,8 juta debitur atau sekitar 74,4% dari total alokasi Rp175 triliun yang diberikan pemerintah tahun ini.

Selain KUR, BRI juga terlibat dalam sejumlah program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan menyalurkan pembiayaan Rp104,4 miliar untuk pembangunan dapur gizi di berbagai daerah. BRI juga mendukung program Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih (KDMP) melalui pendampingan dan layanan transaksi perbankan lewat lebih dari 1,2 juta agen BriLink di seluruh Indonesia.

Hery menambahkan, BRI turut berpartisipasi dalam program 3 Juta Rumah melalui penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) senilai Rp15,07 triliun kepada lebih dari 110 ribu masyarakat berpenghasilan rendah. Selain itu, dari alokasi dana penempatan pemerintah sebesar Rp55 triliun, seluruhnya telah disalurkan ke sektor produktif, meliputi pembiayaan mikro Rp28,08 triliun, korporasi Rp11,07 triliun, komersial Rp10,13 triliun, dan konsumer Rp6,58 triliun.