periskop.id - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto membenarkan pelaku pembunuhan anak laki-laki bernama Alvaro Kiano Nugroho (6) ditemukan meninggal dunia akibat gantung diri di dalam tahanan. Insiden tersebut terjadi setelah tersangka meminta izin mengganti celana.

"Pertama dia menggunakan celana pendek yang diberi oleh penyidik, karena celana pendek itu kotor, dia minta untuk diganti celana panjang," kata Kombes Pol Budi Hermanto dalam konferensi pers di Polres Metro Jakarta Selatan, Senin (24/11).

Budi mengatakan peristiwa itu bermula pada Minggu (23/11) pagi, sekitar pukul 06.00 WIB. Tersangka awalnya meminta izin untuk pergi ke toilet.

Setelah kembali, celana pendek yang dikenakan tersangka Alex Iskandar (AI) ternyata dalam kondisi kotor. Kemudian, ia meminta celana panjang untuk diganti.

Sekitar pukul 09.00 WIB, tersangka ditemukan oleh rekannya yang juga saksi kunci, berinisial G. Saksi G melihat kondisi tersangka melalui bilah kaca yang berada di pintu.

"Jam 09.00 WIB pagi ditemukan oleh rekannya tadi yaitu saksi kunci inisial G melihat dari pintu, itu ada bilah kaca di tengah melihat tersangka dalam kondisi menghilangkan nyawanya dengan cara gantung diri," ucapnya.

Sebelumnya, Kepolisian telah mengungkap motif pembunuhan anak bernama Alvaro Kiano Nugroho. Pelaku yang teridentifikasi sebagai ayah tiri korban, Alex Iskandar, didasari rasa cemburu dengan istrinya.

Dari proses pemeriksaan penyidik, dikatakan terlapor memiliki dorongan emosional dan niat kuat untuk melakukan balas dendam. Perasaan ini berawal dari rasa cemburu terhadap sang istri, Arum.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly juga membenarkan pelaku adalah ayah tiri Alvaro.

Rasa cemburu Alex diduga berubah menjadi dendam. Hal ini terjadi setelah Arum tetap memutuskan berangkat ke Malaysia meskipun telah dilarang oleh Alex.

Ayah tiri Alvaro diketahui menikah dengan ibu korban sejak 2023. Pasangan ini sempat berencana untuk bercerai.

Polisi menemukan Alvaro yang sempat hilang sejak Maret 2025 di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, dalam kondisi meninggal dunia.