Periskop.id - Altcoin menjadi salah satu topik panas dalam dunia kripto, termasuk di Indonesia, seiring semakin banyaknya investor yang melirik aset digital selain Bitcoin. Menurut data CoinMarketCap (2025), jumlah altcoin telah menembus ribuan jenis, dengan kapitalisasi pasar yang terus berkembang meski volatilitasnya tinggi.

Di Indonesia sendiri, minat terhadap altcoin meningkat seiring kemudahan akses melalui bursa kripto lokal yang sudah terdaftar di Bappebti. Meski peluangnya besar, investor perlu memahami apa itu altcoin, jenis-jenisnya, serta proyeksi perkembangannya di masa depan.

1. Apa Itu Altcoin?

Altcoin adalah singkatan dari "alternative coin", istilah untuk semua cryptocurrency selain Bitcoin, dan bagi sebagian orang, Ethereum juga tidak termasuk kategori ini. Altcoin diciptakan oleh pengembang dengan visi unik, menggunakan teknologi blockchain sendiri atau hasil fork dari blockchain lain.

Banyak altcoin lahir untuk mengatasi keterbatasan Bitcoin, baik dari sisi kecepatan transaksi, efisiensi energi, maupun penambahan fitur baru. Contoh populer termasuk Ethereum (ETH) yang berfungsi sebagai bahan bakar (gas fee) di jaringan Ethereum, dan XRP yang dirancang untuk pembayaran lintas batas lebih cepat.

“Altcoin adalah upaya untuk memperbaiki kelemahan dari cryptocurrency sebelumnya, sekaligus menghadirkan fungsi baru yang lebih relevan dengan kebutuhan pengguna,” tulis laporan Investopedia.

2. Jenis-Jenis Altcoin yang Perlu Diketahui

Altcoin memiliki kategori berbeda sesuai fungsinya. Beberapa altcoin bahkan bisa masuk ke lebih dari satu kategori sekaligus.

a. Payment Token

Didesain sebagai alat tukar nilai, mirip mata uang digital. Contoh: Litecoin (LTC) dan Bitcoin Cash (BCH).

b. Stablecoin

Nilainya dipatok (pegged) pada aset lain seperti USD atau emas untuk mengurangi volatilitas. Contoh: USDT, USDC, dan DAI.
Pada 2021, Visa mengumumkan mulai memproses transaksi menggunakan USDC di jaringan Ethereum, sebuah langkah besar adopsi stablecoin.

c. Security Token

Mewakili kepemilikan aset atau saham dalam bentuk token. Contoh: token dari proyek real estate atau saham yang diperdagangkan di blockchain. Pada 2021, Exodus mencatat sejarah sebagai perusahaan AS pertama yang mengonversi saham menjadi token di blockchain Algorand.

d. Utility Token

Digunakan untuk membayar layanan dalam jaringan blockchain. Contoh: Filecoin (FIL) untuk membeli ruang penyimpanan terdesentralisasi.

e. Meme Coin

Diciptakan dari tren atau lelucon internet, namun bisa berkembang pesat karena hype komunitas. Contoh: Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB).

f. Governance Token

Memberi hak suara pada pemiliknya untuk menentukan kebijakan jaringan atau DAO (Decentralized Autonomous Organization). Contoh: Uniswap (UNI) dan Aave (AAVE).

Jenis-Jenis Altcoin, Contoh, dan Fungsinya

Dengan ribuan altcoin beredar di pasar, memahami perbedaan setiap jenisnya menjadi penting sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Setiap kategori altcoin memiliki fungsi yang berbeda, mulai dari alat pembayaran, penyimpan nilai, hingga token yang memberi hak suara di jaringan blockchain. Tabel berikut merangkum jenis-jenis altcoin, contoh yang populer, dan fungsi utamanya.

Jenis AltcoinContoh PopulerFungsi Utama
Payment TokenLitecoin (LTC), Bitcoin Cash (BCH)Digunakan sebagai alat pembayaran digital untuk mengirim dan menerima nilai.
StablecoinUSDT, USDC, DAIMenjaga kestabilan nilai dengan mengikat harga pada aset tertentu seperti USD atau emas, mengurangi volatilitas.
Security TokenExodus (token saham di Algorand), tZEROMewakili kepemilikan aset atau saham dalam bentuk token di blockchain.
Utility TokenEthereum (ETH), Filecoin (FIL)Digunakan untuk membayar biaya transaksi atau mengakses layanan dalam suatu jaringan blockchain.
Meme CoinDogecoin (DOGE), Shiba Inu (SHIB)Diciptakan dari tren atau lelucon internet, namun dapat berkembang berkat dukungan komunitas.
Governance TokenUniswap (UNI), Aave (AAVE)Memberikan hak suara kepada pemegang token untuk menentukan kebijakan jaringan atau DAO.

3. Keuntungan Investasi Altcoin

Altcoin tidak hanya menjadi alternatif investasi selain Bitcoin, tetapi juga menawarkan sejumlah keunggulan:

  • Inovasi Teknologi, karena banyak altcoin hadir dengan solusi baru seperti biaya transaksi murah, kecepatan tinggi, dan fitur smart contract.
  • Diversifikasi Portofolio, untuk menambah variasi aset digital agar risiko tersebar.
  • Potensi Keuntungan Tinggi, beberapa altcoin mencatat lonjakan harga ratusan persen dalam waktu singkat saat hype tinggi.
  • Fungsi Spesifik, Altcoin seperti ETH memiliki peran vital di ekosistem DeFi dan NFT.

4. Tantangan dan Risiko Altcoin

Namun, ada juga risiko yang perlu dipahami sebelum terjun ke investasi altcoin:

  • Volatilitas Tinggi, karena perubahan harga ekstrem bisa terjadi dalam hitungan jam.
  • Likuiditas Rendah, beberapa altcoin sulit dijual kembali karena volume perdagangan kecil.
  • Potensi Scam, banyak altcoin mati (dead coin) karena ditinggalkan pengembangnya.
  • Sulit Memilih yang Potensial, karena ribuan altcoin membuat investor bingung menentukan mana yang layak dipegang jangka panjang.

5. Tren dan Potensi Pasar Altcoin di Indonesia

Menurut Bappebti, jumlah pelanggan aset kripto di Indonesia mencapai lebih dari 18 juta pengguna pada akhir 2024, dengan tren investasi altcoin semakin populer di kalangan anak muda. Bursa kripto lokal kini menyediakan akses ke berbagai altcoin besar seperti ETH, BNB, dan SOL, bahkan altcoin baru dengan potensi tumbuh.

  • Pasar altcoin di Indonesia berpotensi besar karena:
  • Minat Generasi Z dan Milenial pada teknologi blockchain dan DeFi.
  • Perluasan Regulasi yang memberi rasa aman bagi investor.
  • Inovasi Lokal – Munculnya proyek kripto Indonesia yang mencoba bersaing di kancah global.

Meski begitu, para ahli mengingatkan agar selalu melakukan riset (DYOR – Do Your Own Research) sebelum membeli altcoin, serta mempertimbangkan alokasi investasi yang sesuai profil risiko.

6. Prediksi Masa Depan Altcoin

Seperti halnya mata uang lokal di abad ke-19 Amerika, ribuan altcoin akan beredar, tetapi hanya segelintir yang bertahan karena memiliki utilitas jelas dan basis pengguna kuat.
Analis memperkirakan altcoin dengan ekosistem solid seperti Ethereum, Solana, dan Polygon akan tetap menjadi pemain utama, sementara proyek tanpa nilai tambah kemungkinan tenggelam.