periskop.id - Buat anda yang tengah menimbang-nimbang membeli kendaraan operasional untuk menunjang bisnis, ada kabar menarik yang perlu anda cermati. PT Sokonindo Automobile, agen pemegang merek DFSK dan SERES di Indonesia, memberikan subsidi trade-in sebesar Rp85 juta untuk setiap pembelian unit DFSK Gelora E, selama gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025.
Program ini, dimaksudkan untuk mendukung kegiatan para pelaku bisnis di Indonesia, melalui kampanye hadirnya “DFSK Dukung Bisnis Anda”.
"Kami percaya bahwa kesuksesan bisnis sangat dipengaruhi oleh efisiensi operasional, termasuk dalam memilih kendaraan yang hemat energi dan ramah lingkungan," kata Head of Sales & Marketing PT Sokonindo Automobile Doni Putra Okten di ICE BSD, Tangerang, dikutip Jumat (25/7).
Pada ajang ini, DFSK menghadirkan program subsidi trade-in Rp80 juta untuk pembelian Gelora E Blind Van dan Subsidi trade-in senilai Rp85 juta untuk konsumen yang melakukan pembelian Gelora E Mini Bus. Kendaraan ini merupakan kendaraan ramah lingkungan yang biasa digunakan untuk kebutuhan bisnis ini, hadir dengan menggunakan baterai lithium-ion berkapasitas 42 kWh yang membuatnya mampu menempuh jarak hingga 300 km.
Tidak hanya itu, guna memangkas waktu untuk pengisian baterai, kendaraan ini sudah dibenamkan dengan fitur pengisian daya cepat. Pengisian dari 20-80%, membutuhkan waktu 80 menit.
Gelora E yang hadir di Indonesia ini juga sudah dilengkapi dengan fitur menarik yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan. Di antaranhya, head unit layar sentuh 8 inci, Electric Power Steering (EPS), kamera mundur, sensor parkir, pengaturan spion elektrik, Electronic Brake Distribution (EBD), hingga Anti-lock Braking System (ABS).
“Kami percaya kesuksesan bisnis sangat dipengaruhi oleh efisiensi operasional, termasuk dalam memilih kendaraan yang hemat energi dan ramah lingkungan,” ujar Doni.
Sebelumnya, Influencer Helmy Yahya yang sudah terkenal dengan berbagai pengalaman dalam berbisnis mengatakan, para pelaku bisnis harus memiliki kecermatan dalam menentukan kendaraan operasional.
“Jangan malu lah, beli EV yang murah-murah. Kalau kita beli EV yang murah atau terjangkau, kita itu dianggap orang yang sangat pintar,” ujar Helmy Yahya.
Dengan strategi tersebut, kata Helmy, para pelaku usaha dapat mengatur pengeluaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan kata lain, tidak diatur oleh pengeluaran yang tidak semestinya dikeluarkan hanya karena operasional yang tidak semestinya.
“Kita haruskan punya penerimaan itu. Jangan sampai spending itu mengatur kita melainkan kita yang harus mengatur spending itu,” tuturnya.
Tinggalkan Komentar
Komentar