periskop.id - Menurunnya debit air Sungai Eufrat di wilayah Raqqa, Suriah, mengungkap gundukan tanah yang berkilau dan memicu fenomena "demam emas" di kalangan warga setempat. Melansir dari Shafaq News, Jumat (1/8), puluhan warga berbondong-bondong menuju tepi sungai untuk menggali, berharap menemukan emas mentah.
Aktivitas yang awalnya hanya rasa penasaran ini, kini berubah menjadi penggalian massal yang kacau. Warga mendirikan tenda-tenda darurat di sepanjang sungai dan menggali siang malam menggunakan alat-alat sederhana seperti sekop dan cangkul. Fenomena ini juga menciptakan ekonomi mikro, di mana harga peralatan bekas melonjak dan muncul makelar informal di desa-desa sekitar.
Hingga saat ini, belum ada pengawasan resmi dari pemerintah lokal maupun nasional. Tidak ada otoritas yang turun tangan atau mengeluarkan pernyataan, meskipun jumlah penambang terus bertambah.
Menanggapi fenomena ini, insinyur geologi Khaled al-Shammari mengimbau masyarakat untuk waspada. Dalam wawancara dengan Shafaq News, ia menjelaskan bahwa sedimen mineral memang lazim ditemukan di sepanjang Eufrat. Namun, kilauan tanah saja tidak cukup untuk membuktikan keberadaan emas.
“Hanya analisis geologis mendalam yang bisa memastikan apakah sedimen itu mengandung emas atau mineral berharga lainnya,” jelasnya.
Terlepas dari ketidakpastian ilmiah, banyak warga Raqqa yang menganggap peristiwa ini bukan hanya bernilai ekonomi, tetapi juga spiritual. Kegemparan ini memicu kembali perbincangan tentang hadis yang disandarkan kepada Nabi Muhammad.
Ulama Islam Asaad al-Hamdani, dalam komentarnya kepada Shafaq News, mengonfirmasi keaslian hadis tersebut dalam tradisi Sunni. Namun, ia memperingatkan agar masyarakat tidak tergesa-gesa menafsirkannya secara harfiah sebagai tanda-tanda kiamat.
“Narasi semacam ini membutuhkan pemahaman keilmuan yang mendalam, terutama ketika dikaitkan dengan kejadian-kejadian masa kini,” ujarnya.
Sebagai informasi, Sungai Eufrat adalah sungai terpanjang di Asia Barat, mengalir dari Turki, melewati Suriah dan Irak, sebelum bertemu dengan Sungai Tigris. Penurunan debit airnya dalam beberapa tahun terakhir telah memicu kekhawatiran terkait sengketa air dan kondisi kekeringan yang semakin parah di kawasan tersebut.
Tinggalkan Komentar
Komentar