periskop.id - Insiden salah isi bahan bakar terjadi di SPBU 34.116.12 Kembangan, Jakarta Barat, pada Senin (4/8), menyebabkan puluhan kendaraan bermotor mengalami mogok massal.
Kesalahan teknis saat pembongkaran BBM dari mobil tangki membuat 8.000 liter Bio Solar tercampur ke dalam tangki penyimpanan Pertalite. Akibatnya, bahan bakar yang seharusnya untuk mesin bensin justru tercemar oleh solar, dan didistribusikan ke konsumen tanpa disadari2.
Mengutip berbagai sumber, manajer SPBU, Ramses Sitorus, menjelaskan bahwa insiden terjadi sekitar pukul 11.49 WIB ketika pengawas SPBU salah menyambungkan selang dari mobil tangki berisi Bio Solar ke tangki timbun Pertalite. SPBU langsung menghentikan penjualan Pertalite dan melakukan pengosongan tangki untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Sejumlah pengendara melaporkan kendaraannya mogok hanya beberapa meter setelah pengisian. Anto, warga Kembangan, mengaku motornya brebet dan mati setelah mengisi Pertalite senilai Rp25.000. Kasus serupa dialami Pisondiwan, pengemudi ojek online, yang motornya mati total setelah menempuh jarak 100 meter dari SPBU.
Secara teknis, mesin bensin yang terisi solar akan mengalami gangguan serius. Solar memiliki karakteristik lebih kental dan lambat terbakar dibanding bensin.
Mesin bensin menggunakan busi untuk memicu pembakaran, sedangkan solar membutuhkan kompresi tinggi seperti pada mesin diesel. Akibatnya, solar tidak terbakar sempurna di mesin bensin, menyebabkan gejala seperti knocking, brebet, hingga mogok total.
Selain itu, solar dapat menyumbat filter bahan bakar dan injektor karena viskositasnya yang lebih tinggi. Jika solar masuk ke sistem injeksi mesin bensin, risiko kerusakan pompa bahan bakar dan sistem pembakaran meningkat.
Menurut pakar otomotif Usman Adhie, jika mayoritas tangki terisi solar, mesin bisa mati total dan perlu dikuras. Biaya perbaikan ringan berkisar Rp300 ribu, namun jika kerusakan meluas, bisa mencapai jutaan rupiah.
Pihak SPBU Kembangan menyatakan bertanggung jawab penuh atas kerugian konsumen. Mereka memberikan kompensasi berupa biaya bengkel dan pengisian ulang BBM jenis Pertamax. Konsumen yang mengalami kerusakan maksimal tujuh hari setelah pengisian dapat mengajukan klaim.
“Kami sudah lapor ke Pertamina dan lakukan penanganan. Konsumen yang sudah datang kami ganti biaya bengkel dan beri kompensasi,” ujar Ramses.
Pertamina juga turun tangan dengan menghentikan sementara penyaluran BBM jenis Pertalite dan Bio Solar di SPBU tersebut. Investigasi lanjutan akan dilakukan untuk memastikan prosedur keamanan dan mencegah kejadian serupa.
Insiden ini menjadi pengingat pentingnya ketelitian dalam prosedur teknis SPBU, karena kesalahan kecil dapat berdampak besar pada konsumen dan kendaraan mereka.
Tinggalkan Komentar
Komentar