periskop.id - Di tengah krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) menyatakan kesiapannya untuk bermitra dengan pemerintah dalam misi pengiriman bantuan melalui udara menggunakan drone.
Langkah ini diusulkan sebagai alternatif untuk menyalurkan bantuan secara langsung ke wilayah yang sulit dijangkau akibat blokade dan konflik berkepanjangan.
“Kami sedang berdiskusi apakah bantuan dari Indonesia bisa dijatuhkan menggunakan drone ke Gaza bersama perwakilan pemerintah,” ujar Ketua Tim Medis BSMI, Basuki Supartono, dalam konferensi pers yang dikutip dari Antara, Senin (4/8).
Basuki menegaskan bahwa jika pemerintah memberikan persetujuan, BSMI siap menjadi mitra resmi dalam pelaksanaan misi tersebut. Ia menjelaskan bahwa relawan BSMI yang berada di Yordania akan bertugas mengemas paket bantuan sebelum dikirimkan melalui drone.
Misi ini dirancang untuk menjangkau warga Gaza yang saat ini mengalami kelaparan ekstrem dan kekurangan akses terhadap layanan kesehatan dasar.
Dalam kesempatan yang sama, Basuki juga menyerukan kepada pemerintah Indonesia dan komunitas internasional untuk menekan Israel agar menghentikan genosida di Gaza.
“Israel harus segera menghentikan genosidanya dan menarik tank-tanknya dari Gaza karena anak-anak dan warga tidak bisa makan, tidak bisa bergerak bebas, tidak bisa mendapatkan layanan kesehatan, dan tidak bisa bersekolah,” tegasnya.
Situasi di Gaza saat ini sangat memprihatinkan. Menurut laporan PBB, lebih dari 1.300 warga Palestina telah tewas saat berusaha mencari bantuan makanan sejak akhir Mei 2025. Krisis kelaparan telah menewaskan sedikitnya 175 orang, termasuk 93 anak-anak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa hampir satu dari lima anak di bawah usia lima tahun di Kota Gaza mengalami kekurangan gizi akut, dengan angka yang meningkat tiga kali lipat sejak Juni.
Distribusi bantuan pun menghadapi hambatan besar. Lebih dari 6.000 truk bantuan kemanusiaan dilaporkan tertahan di luar perbatasan Gaza, menunggu izin masuk dari otoritas Israel. Padahal, wilayah tersebut membutuhkan setidaknya 600 truk bantuan per hari untuk memenuhi kebutuhan dasar 2,4 juta penduduknya.
Pemerintah Palestina menyebut bahwa sebagian besar truk bantuan yang berhasil masuk justru dijarah akibat situasi keamanan yang kacau.
Di sisi lain, Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung rakyat Palestina. Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menyatakan bahwa Indonesia akan mengirimkan tambahan 10 ribu ton beras ke Gaza dalam waktu dekat, melengkapi total 4.400 ton bantuan logistik yang telah dikirim sebelumnya.
Bantuan ini menjadi simbol solidaritas dan dukungan kemanusiaan dari bangsa Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina.
"Masyarakat dunia harus mengusir para penjajah dari Gaza dan membantu rakyat Palestina kembali menjalani kehidupan yang normal,” pungkasnya.
Tinggalkan Komentar
Komentar