periskop.id - Investor asing asal China menunjukkan ketertarikan untuk mengelola Gerbang Wisata Sukapura (GWS), pintu masuk utama menuju kawasan wisata Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur setelah melakukan kunjungan langsung ke lokasi. 

Menurut Sekretaris Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo, Saiful Farid Cahyono Bakti, para investor mengapresiasi fasilitas yang telah dikembangkan pemerintah daerah, khususnya ruang-ruang pendukung bagi pelaku UMKM.

Fasilitas yang tersedia di GWS meliputi klinik bisnis, layanan legalitas usaha, dan rumah kemasan yang dirancang untuk meningkatkan kualitas produk lokal. Saiful menyebut bahwa minat investor bisa menjadi peluang besar untuk memperkuat sektor UMKM dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 

“Kami sangat bersyukur dengan adanya minat dari investor, terutama terhadap GWS yang selama ini kami kelola,” ujarnya dikutip dari Antara, Rabu (13/8).

GWS dinilai memiliki posisi strategis sebagai pusat promosi dan pemasaran produk UMKM dari 24 kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Dengan pengelolaan yang lebih profesional, GWS tidak hanya akan berfungsi sebagai gerbang wisata menuju Bromo, tetapi juga sebagai pusat aktivitas ekonomi berbasis UMKM.

“Kehadiran investor berpeluang besar mendorong peningkatan PAD melalui aktivitas usaha dan sektor pariwisata yang berkembang,” lanjut Saiful.

Ketua BPKN RI, Muhammad Mufti Mubarok, turut menyoroti potensi GWS sebagai destinasi strategis yang terintegrasi dengan pengembangan pariwisata Bromo dan pemberdayaan ekonomi lokal. 

“Posisi GWS sangat ideal sebagai titik awal wisatawan sebelum menjelajah ke berbagai destinasi di kawasan Bromo,” tuturnya. 

Ia menilai jalur dari Probolinggo menawarkan pengalaman yang lebih lengkap dibandingkan akses dari Pasuruan, Malang, atau Lumajang.

Para investor bahkan membayangkan GWS sebagai miniatur UMKM Kabupaten Probolinggo, yang dapat merepresentasikan produk unggulan dari seluruh kecamatan. Dengan konsep tersebut, wisatawan akan diperkenalkan terlebih dahulu pada potensi ekonomi lokal sebelum melanjutkan perjalanan ke Bromo. 

Mufti juga mendorong kerja sama internasional melalui konsep sister city dengan kota mitra di China, sebagai strategi memperluas akses pasar luar negeri.

“Jika terjalin sister city dengan kota di China, maka akan terbuka peluang promosi dan distribusi produk UMKM Kabupaten Probolinggo ke pasar internasional. Itu adalah solusi win-win,” kata Mufti.