periskop.id - Perayaan kemerdekaan Indonesia setiap tanggal 17 Agustus menyimpan berbagai fakta sejarah yang jarang diketahui publik. Dari mitos penjajahan 350 tahun hingga peran tokoh-tokoh penting, berikut adalah beberapa fakta menarik seputar kemerdekaan Indonesia:
1. Mitos Penjajahan 350 Tahun oleh Belanda
Klaim bahwa Indonesia dijajah oleh Belanda selama 350 tahun dianggap sebagai mitos. Kedatangan Belanda pertama kali ke Nusantara bertujuan untuk berdagang, bukan langsung menjajah. Berdasarkan berbagai penelitian, pada tahun 1850-1910 masih banyak kerajaan dan raja yang berdaulat di Nusantara, seperti Aceh, Siak-Riau, dan daerah Batak. Penjajahan Belanda secara legal baru dimulai pada tahun 1912 setelah penaklukan Aceh. Sejak 1912 hingga 1942, Indonesia berada di bawah kekuasaan Belanda, yang berarti penjajahan berlangsung sekitar 30 tahun. Setelahnya, dari tahun 1942 hingga 1945, Indonesia berada di bawah pendudukan Jepang.
2. Nasib Tragis Laksamana Tadashi Maeda
Laksamana Tadashi Maeda, seorang perwira tinggi Angkatan Laut Jepang, memainkan peran krusial dalam kemerdekaan Indonesia. Ia memberikan dukungan moral dan materi kepada para nasionalis, bahkan mengizinkan rumahnya digunakan sebagai tempat perumusan teks Proklamasi. Setahun setelah kemerdekaan, Maeda ditangkap oleh Pasukan Sekutu dan dipenjara. Setelah kembali ke Jepang pada tahun 1947, ia tidak diakui sebagai veteran dan dianggap pengkhianat karena melanggar perintah Kaisar Jepang.
3. Rumah di Rengasdengklok Milik Warga Tionghoa
Peristiwa Rengasdengklok, di mana Soekarno dan Hatta didesak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan, terjadi di sebuah rumah milik warga keturunan Tionghoa bernama Djiaw Kie Siong. Rumah bersejarah ini menjadi saksi bisu perumusan naskah Proklamasi sebelum akhirnya dibacakan di Jakarta.
4. Rekaman Suara Proklamasi Adalah Rekaman Ulang
Pembacaan teks Proklamasi oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945 tidak pernah terekam secara langsung. Rekaman suara yang sering diputar saat perayaan kemerdekaan adalah hasil rekaman ulang yang dilakukan pada tahun 1951 di Studio RRI Jakarta, atas inisiatif pendiri RRI, Jusuf Ronodipuro. Rekaman ini kemudian digandakan di Lokananta, Surakarta, untuk disebarluaskan ke seluruh Indonesia.
5. Teks Asli Proklamasi Sempat Dibuang ke Tempat Sampah
Teks asli Proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno sempat dibuang ke tempat sampah oleh Sayuti Melik setelah ia mengetik ulang naskah tersebut. Ia menganggap dokumen tulisan tangan itu tidak lagi berguna. Beruntung, naskah asli tersebut ditemukan oleh wartawan asal Aceh, BM Diah, yang kemudian menyimpannya selama 47 tahun sebelum diserahkan ke Museum Nasional pada tahun 1992.
6. Penulisan Tahun '05' pada Teks Proklamasi
Dalam teks Proklamasi, tahun ditulis dengan angka '05' dan bukan 1945. Angka tersebut merupakan singkatan dari tahun 2605 dalam penanggalan yang digunakan oleh Jepang pada saat itu. Dengan demikian, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan pada 17 Agustus 1945 dalam kalender Masehi, atau 17 Agustus 2605 dalam kalender Jepang.
Referensi
- Resink, G. J. (2012). Bukan 350 tahun dijajah.
- RRI. (2024). Kisah di Balik Rekaman Suara Proklamasi 17 Agustus 1945. Diakses dari: https://rri.co.id/lain-lain/892006/kisah-di-balik-rekaman-suara-proklamasi-17-agustus-1945
- RRI. (2024). Naskah Proklamasi Sempat Dibuang, Tapi Berhasil Diselamatkan. Diakses dari: https://rri.co.id/cirebon/lain-lain/906965/naskah-proklamasi-sempat-dibuang-tapi-berhasil-diselamatkan
- Saputri, W., & Surajaya, I. K. Terrible Night at Maeda’s Residence On Preparation of Independent Proclamation for Republic of Indonesia.
- Yafi, Z., & Kurniawan, A. (2022). Perancangan Buku Sejarah Rengasdengklok Sebagai Pengayaan Mata Pelajaran Siswa Sma. FAD, 1(01), 13-13.
Tinggalkan Komentar
Komentar