Periskop.id – Di dunia digital, istilah kripto dan Bitcoin sering banget berseliweran di timeline media sosial. Banyak anak muda mulai meliriknya sebagai peluang cuan, tapi tidak sedikit yang masih bingung: "Sebenarnya kripto itu apa? Bitcoin itu beda atau sama?"
Faktanya, semua Bitcoin itu kripto, tapi tidak semua kripto itu Bitcoin. Ibaratnya, kripto itu seperti “genre musik”, dan Bitcoin itu salah satu “lagu hits” di dalamnya. Bedanya, Bitcoin jadi lagu yang viral duluan dan sampai sekarang masih bertahan di puncak tangga lagu.
Menurut Statista (2024), ada 560 juta pengguna kripto di seluruh dunia, dan Bitcoin menguasai sekitar 50% pangsa pasar. tidak heran banyak orang mengira Bitcoin = kripto. Padahal, keluarga kripto itu besar banget, ada Ethereum, Solana, Cardano, Dogecoin, dan ribuan lainnya.
1. Kripto Adalah Kategori, Bitcoin Adalah Salah Satu Anggotanya
- Kripto (cryptocurrency) adalah istilah umum untuk semua mata uang digital berbasis blockchain dan kriptografi.
- Bitcoin adalah salah satu jenis kripto, sekaligus pelopor pertama yang muncul pada 2008 dari sosok misterius bernama Satoshi Nakamoto.
Bitcoin punya suplai terbatas, cuma 21 juta koin yang bisa ditambang. Setelah itu, tidak akan ada lagi Bitcoin baru yang muncul, demikian dilansir Antara.
2. Jumlah dan Variasi
- Kripto ada ribuan jenis, masing-masing punya tujuan dan fitur berbeda. Ada yang dipakai buat smart contract, ada yang buat NFT, ada juga yang untuk DeFi (sistem keuangan terdesentralisasi).
- Bitcoin fokus di satu hal: jadi uang digital sekaligus penyimpan nilai (store of value).
3. Teknologi dan Kegunaan
- Kripto secara umum punya banyak fungsi dan teknologi:
- DeFi: sistem keuangan tanpa bank.
- Smart Contracts: kontrak digital otomatis tanpa pihak ketiga.
- NFT: sertifikat digital unik buat karya seni, game, atau koleksi.
- Bitcoin fokus jadi alternatif uang yang aman dari inflasi dan kebijakan pemerintah.
“Kripto itu kayak keluarga besar. Bitcoin itu anak sulungnya yang sukses, terkenal, dan jadi panutan adik-adiknya,” kata analis blockchain dari Upbit.
4. Stabilitas dan Nilai
- Bitcoin biasanya lebih stabil dibanding altcoin karena banyak yang sudah percaya dan memakainya.
- Altcoin punya potensi naik besar, tapi risikonya juga tinggi. Dalam seminggu, harga bisa naik-turun sampai puluhan persen.
Contoh: Juli 2024, harga Bitcoin bergerak di kisaran USD 58.000–62.000, sementara altcoin seperti Solana bisa naik-turun 30% dalam 7 hari.
Tabel Perbandingan Kripto dan Bitcoin
Sebelum memutuskan mau investasi di Bitcoin atau kripto lain, cek tabel ini sebagai “cheat sheet” biar tidak bingung.
Aspek | Kripto (Cryptocurrency) | Bitcoin |
---|---|---|
Definisi | Semua mata uang digital berbasis blockchain dan kriptografi. | Jenis kripto pertama di dunia, diciptakan tahun 2008 oleh Satoshi Nakamoto. |
Jumlah Jenis | Lebih dari 10.000 jenis (Ethereum, Solana, Cardano, Dogecoin, dll.). | Satu jenis, suplai tetap 21 juta koin. |
Fungsi Utama | Beragam: DeFi, smart contracts, NFT, game blockchain, pembayaran, dll. | Fokus untuk transaksi dan penyimpan nilai (store of value). |
Stabilitas Harga | Fluktuatif, apalagi altcoin kecil. | Relatif lebih stabil karena likuiditas tinggi dan dikenal global. |
Teknologi | Variatif: Proof-of-Work, Proof-of-Stake, dll. | Blockchain dengan Proof-of-Work (PoW). |
Kapitalisasi Pasar | Bervariasi, banyak yang kecil. | Terbesar di dunia kripto, ±50% pangsa pasar (2025). |
Popularitas | Tergantung tren, komunitas, dan inovasi. | Paling terkenal dan banyak digunakan di seluruh dunia. |
Resiko Investasi | Tinggi untuk altcoin baru, potensi rugi besar. | Tetap berisiko, tapi relatif lebih aman dibanding altcoin. |
Panduan Investasi Kripto untuk Gen Z (Jangka Pendek & Panjang)
Buat kamu yang mau mulai investasi, penting untuk tentuin dulu mau main jangka panjang atau jangka pendek. Beda tujuan, beda cara mainnya.
A. Investasi Jangka Panjang (3–10 tahun)
Pilihan terbaik: Bitcoin & Ethereum
Alasan:
- Bitcoin terbukti tahan banting sejak 2009. Dalam 5 tahun terakhir, tumbuh lebih dari +230% meski sempat anjlok saat pasar kripto lesu.
- Ethereum jadi tulang punggung teknologi DeFi dan NFT, dengan ekosistem yang terus berkembang.
- Risiko lebih rendah dibanding altcoin kecil karena sudah diadopsi luas dan punya komunitas besar.
Strategi: Gunakan metode DCA (Dollar-Cost Averaging) – beli rutin tiap bulan tanpa peduli harga naik atau turun, biar efek fluktuasi berkurang.
B. Investasi Jangka Pendek (1 hari – 6 bulan)
Pilihan potensial: Altcoin besar dengan fundamental kuat (Solana, Cardano, Polygon)
Alasan:
- Pergerakan harganya cepat dan bisa naik puluhan persen hanya karena update teknologi atau tren di media sosial.
- Contoh: Januari 2025, Solana naik +80% hanya dalam sebulan karena peluncuran Solana Pay.
- Cocok untuk yang rajin memantau pasar dan siap keluar masuk posisi cepat.
Catatan: Risiko tinggi. Jangan pakai uang kebutuhan pokok, dan pastikan paham cara membaca pasar.
C. Kombinasi Aman untuk Gen Z
- Kalau mau santai: 100% Bitcoin untuk jangka panjang.
- Kalau mau seimbang: 70% Bitcoin/Ethereum untuk jangka panjang, 30% altcoin besar untuk jangka pendek.
- Kalau mau agresif: 50% Bitcoin/Ethereum, 50% altcoin besar – tapi siap hadapi risiko.
"Anak muda punya keunggulan waktu. Mulai sekarang dengan nominal kecil pun bisa tumbuh besar di masa depan, asal konsisten dan nggak terburu-buru kaya mendadak," kata analis pasar aset digital dari Indodax.
Kalau mau gampang inget, kripto itu “payung besarnya”, Bitcoin itu “nama paling terkenal” di bawah payung itu. Untuk Gen Z yang mau investasi, Bitcoin cocok untuk jangka panjang, altcoin besar bisa jadi pilihan jangka pendek. Kuncinya: pahami risiko, atur strategi, dan jangan ikut-ikutan tren tanpa riset.
Tinggalkan Komentar
Komentar