Periskop.id - Kementerian Kebudayaan RI memastikan, proses pemugaran situs megalitikum Gunung Padang di Kabupaten Cianjur Jawa Barat akan dimulai pada tahun 2025 ini secara bertahap. Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Bandung Jawa Barat menuturkan, selain pemugaran, kajian ilmiah terhadap situs prasejarah tersebut juga akan dilanjutkan, sebagai bagian dari upaya pelestarian dan pengembangan warisan budaya nasional.

“Ya, tahun ini rencananya untuk situs Gunung Padang kita lanjutkan. Studinya, kemudian pemugaran. Kita harapkan situs Gunung Padang bisa kita mulai pugar di tahun ini, ya bertahap,” ujar Fadli Selasa (29/7). 

Menurut dia, kajian terhadap situs Gunung Padang tidak dimulai dari awal, karena sudah ada studi pendahuluan yang dilakukan sebelumnya.

“Jadi tidak memulai dari nol. Karena menurut saya ini jelas merupakan satu situs budaya, dan situs budaya seperti ini juga cukup banyak ditemukan di Jawa Barat, tapi mungkin Gunung Padang termasuk yang paling penting,” ujarnya.

Ia menambahkan, proses pemugaran dan pengembangan situs Gunung Padang akan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, agar tetap menjaga keaslian dan nilai historisnya.

Kajian dan penelitian situs yang dikabarkan telah ditemukan sejak tahun 1914 tersebut, kata Fadli, akan terus dilakukan. Dia juga mengatakan, penelitian akan menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Penelitian bisa dilanjutkan bekerja sama dengan BRIN. Karena riset adalah domain BRIN. Untuk pemugaran dari situs itu adalah domain Kementerian Kebudayaan. Kita akan coba pemugaran, tapi yang didasarkan pada kaidah dari kajian-kajian yang ada, yang kita lakukan untuk pemugaran," ujarnya.

Terkait dana pemugaran, ia mengatakan hal tersebut dapat diperoleh dari pendanaan kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta. "Pendanaan bisa dengan skema public private partnership," tuturnya.

Sekadar mengingatkan, selama ini situs Gunung Padang yang terletak di Kampung Gunung Padang Desa Karyamukti Kabupaten Cianjur tersebut, banyak memunculkan teori dan spekulasi. Telah banyak predikat yang tersemat pada situs tersebut, mulai dari situs sejarah tertua di dunia, sumber peradaban tertua di dunia, hingga piramida tertua yang mengalahkan Piramida Giza di Mesir.

100 Peniliti

Untuk diketahui, penelitian dan pemugaran Situs Megalitikum Gunung Padang di Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, melibatkan 10 ahli berbagai bidang dan 100 peneliti.

Arkeolog Ali Akbar sekaligus ketua tim pemugaran dan penelitian lanjutan di Cianjur, menyebutkan, 10 ahli tersebut terdiri dari berbagai bidang dan 100 peneliti yang terlibat merupakan peneliti dalam negeri bukan peneliti dari luar negeri atau asing.

"Kami melakukan komunikasi dan penjadwalan dengan Kementerian Kebudayaan terkait pelaksanaan pemugaran, termasuk membuat jadwal kegiatan dan penentuan nama ahli yang dilibatkan, sedangkan pelaksanaan dimulai awal Agustus," tuturnya.

Dia menjelaskan, lanjutan dari penelitian dan pemugaran yang dilakukan guna mengungkap misteri yang tersimpan dalam situs piramida punden berundak, dengan fokus pilar batu tegak yang terlihat di permukaan tanah.

Pilar tersebut diduga merupakan fondasi atau bagian dari sebuah struktur bangunan di dalam situs prasejarah yang pertama kali ditemukan seorang peneliti Belanda N J Krom pada tahun 1914.

"Pemugaran akan dilakukan selama tiga bulan di mana luas area yang diteliti bergantung pada hasil kajian awal seperti luas situs dan kemungkinan ada berapa lapisan budaya," tuturnya. 

Dia menuturkan situs yang memiliki luas 291.800 meter itu merupakan bukti kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban masa lalu, di mana arsitektur dan tata letaknya penuh dengan perhitungan yang luar biasa.

Hasil ekskavasi awal, kata dia, ditemukan di bawah bangunan yang saat ini nampak di permukaan, masih ada struktur bangunan lainnya, sehingga masih banyak misteri yang belum terungkap.

"Mulai dari diduga adanya ruangan di bawah struktur bangunan, usia struktur paling dasar, hingga hilangnya peradaban maju yang membuat situs. Kami berharap dengan dilanjutkannya penelitian dan pemugaran dapat mengungkap misteri di dalamnya," kata dia.

Situs Gunung Padang sendri merupakan peninggalan prasejarah yang disusun menggunakan batuan kekar tiang (columnar joints) yang tergolong langka, batu disusun sedemikian rupa sehingga membentuk tangga, dinding, kursi, teras, dan pilar-pilar.

Penelitian tahap awal dilakukan untuk mengungkap fungsi pilar batu tegak yang jumlahnya sekitar empat pilar, di mana yang di permukaan usianya paling muda, dibangun pada tahun 500 Masehi.

Sedangkan empat meter di bawahnya ditemukan struktur bangunan berusia 500 sebelum Masehi, dan beberapa meter di bawahnya lagi ada struktur bangunan yang usianya sekitar 5.200 sebelum Masehi.