periskop.id - Data dari Laporan Perilaku Penggunaan Layanan Kesehatan Mental di Indonesia 2021 yang diterbitkan oleh Into The Light Indonesia, menunjukkan bahwa 28,6% laki-laki di Indonesia memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup atau melukai diri sendiri saat menghadapi gangguan mental. Meskipun demikian, sebanyak 67% dari mereka memilih untuk mengatasi masalah ini sendirian.
Kondisi ini disebabkan oleh budaya toxic masculinity yang masih kental di masyarakat. Budaya ini mengajarkan bahwa pria harus selalu kuat, mandiri, dan mampu menahan emosi. Menunjukkan sisi emosional sering kali dianggap sebagai tanda kelemahan dan tidak maskulin. Hal ini menjadi alasan utama mengapa banyak pria enggan terbuka atau mencari bantuan profesional.
Laporan yang sama juga mengungkap dua intervensi atau aktivitas yang paling sering dipilih laki-laki untuk mengatasi masalah kesehatan mental, yaitu:
- Membaca kitab suci dan berdoa (64,5%)
- Mencari hobi baru (39,1%)
Sementara itu, survei dari Priory Group dalam laporan Mental Health Statistics mengidentifikasi tiga penyebab utama gangguan mental pada pria, yaitu tekanan kerja (32%), masalah keuangan (31%), dan masalah kesehatan (23%).
Tinggalkan Komentar
Komentar