periskop.id - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengingatkan semua pihak, untuk mewaspadai potensi banjir di wilayah Jabodetabek. Hal ini seiring peringatan cuaca dari Badan Meterorologi dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini.

"Pemerintah daerah, kementerian/lembaga, serta masyarakat untuk mengambil langkah antisipasi dan meningkatkan kesiapsiagaan," ujar Pratikno di Jakarta, Selasa (12/8). 

Ia mengatakan hal itu menyoroti banjir di Kecamatan Bojongsari, Depok, pada Minggu (10/8), imbas hujan deras yang melanda Jabodetabek. Banjir ini berdampak pada 1.580 jiwa dan 480 rumah. Saat ini, air telah surut, namun penanganan darurat seperti rencana tanggul sementara, sistem drainase, dan pengecekan kondisi tanggul Kali Angke terus dilakukan.

Pratikno pun meminta kepada seluruh kementerian dan lembaga terkait untuk melakukan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi banjir. Ia juga berharap BNPB memastikan kesiapan daerah rawan banjir dan fasilitas evakuasi, Kementerian PU menjaga kelancaran saluran air serta kekuatan tanggul

Lalu ia juga meminta Kemendagri mengoordinasikan kesiapan anggaran penanggulangan bencana dengan pemda. Termasuk Kemensos menyiapkan bantuan logistik dan layanan psikososial, serta Kemenkes mengantisipasi potensi wabah penyakit pasca-banjir.

"Pemerintah mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan memantau informasi resmi dari BMKG dan BNPB," ujarnya. 

Sebagai tindak lanjut, Kemenko PMK tengah melakukan inisiasi penyusunan Instruksi Presiden tentang Percepatan Pengurangan Risiko Bencana Banjir di Jabodetabekpunjur.

Inpres ini akan menjadi pedoman aksi terpadu lintas kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dengan pendekatan hulu, tengah, dan hilir. Kemenko PMK juga menyiapkan peta jalan dan pembentukan kelembagaan aksi merespons peringatan dini, guna mengurangi kerugian ekonomi dan memperkuat ketahanan masyarakat menghadapi bencana secara berkelanjutan.

Tetap Siaga

Akhir pekan lalu, Bendung Katulampa Kota Bogor, Jawa Barat tercatat berstatus normal meskipun wilayah Kota dan Kabupaten Bogor diguyur hujan deras selama dua hari berturut-turut pada Sabtu (9/8) dan Minggu sore hingga malam hari.

Pelaksana Bendung Katulampa Andi Sudirman di Bogor, Minggu, mengatakan tinggi muka air (TMA) Sungai Ciliwung pada Sabtu (9/8), pukul 19.00 WIB di angka 20 sentimeter dengan status normal. Sedangkan pada Minggu, pukul 20.00 WIB, TMA juga 20 sentimeter sehingga tidak memicu peringatan banjir di Jakarta.

"Intensitas hujan memang tinggi di beberapa wilayah, tetapi debit air di Bendung Katulampa masih terpantau aman dan terkendali," kata dia.

Data petugas menunjukkan TMA pintu intake Kalibaru atau Saluran Induk Katulampa stabil, masing-masing di angka 40 sentimeter pada Sabtu (9/8) dan Minggu, sedangkan curah hujan di lokasi bendung tercatat nihil pada periode pengukuran pagi hingga siang.

Meski kondisi bendung terpantau aman, ia mengimbau, masyarakat di bantaran Sungai Ciliwung tetap waspada mengingat hujan deras telah memicu sejumlah bencana di Bogor. Seperti banjir di beberapa titik dan tanah longsor di sejumlah kecamatan.

Pihaknya juga terus melakukan pemantauan secara intensif perkembangan situasi dan berkoordinasi dengan BPBD, BMKG, dan instansi terkait untuk mengantisipasi potensi kenaikan debit air Sungai Ciliwung.

"Kami siaga 24 jam dan siap memberikan laporan real-time (seketika) jika terjadi perubahan signifikan," ujarnya.

Catatan saja, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor menangani sejumlah bencana alam akibat hujan deras yang melanda sejumlah wilayah pada Sabtu (9/8), meliputi banjir, tanah longsor, serta angin kencang dengan total lebih dari 2.000 jiwa terdampak.