Periskop.id - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria menyatakan, pihaknya akan membuka peluang untuk formasi periset pada ujian seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2026 untuk menyiasati kurangnya jumlah periset di Indonesia.
"Ya, kita akan berjuang ke Kementerian PANRB (Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) agar bisa menambah jumlah periset, khususnya untuk bidang-bidang yang kita perlukan," kata Arif Satria di sela-sela kegiatan Sidang Terbuka Majelis Pengukuhan Profesor Riset BRIN di Jakarta, Selasa (25/11).
Arif menuturkan, jumlah periset di Indonesia pada saat ini masih berjumlah kurang lebih 300 orang per satu juta penduduk. Sementara di negara maju, jumlahnya ada yang mencapai hingga 4.000 orang per satu juta penduduk.
Ia menyebutkan, sejumlah bidang yang menjadi prioritas antara lain pemuliaan tanaman, nanoteknologi, genomics, antariksa, sains material, serta bidang teknologi keberlanjutan.
Di samping itu Arif juga menyebutkan ahli bidang sosial diperlukan di berbagai sektor, sebab menurutnya keilmuan pangan tidak mungkin dilakukan tanpa membicarakan sosiologi pedesaan ataupun ekonomi pertanian.
"Saya kira seluruh aspek ini penting, namun yang paling penting adalah dia attachedkepada sektor mana. Jadi bisa saja pangan, tapi orang satelit, orang material science. Untuk bisa menghasilkan alat-alat pertanian yang kuat, yang bagus kan butuh ahlimaterial science, butuh ahli engineering," ucap Arif Satria.
Arif juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas bidang dalam penelitian, agar riset yang dilakukan bisa semakin tepat guna dan menjawab permasalahan di masyarakat. Dalam upaya tersebut, lanjut dia, banyak peneliti dibutuhkan oleh Indonesia, sehingga misi BRIN untuk membangun kultur riset dan inovasi yang berdampak bagi masyarakat bisa tercapai.
"Jadi kita mau tidak mau, talent spotting untuk peneliti tangguh ini harus benar-benar kita perkuat. Dan karena itu ekosistem riset ini harus kita jaga, membuat orang nyaman dan membuat orang tertarik untuk menjadi peneliti, menjadi periset," pungkasnya.
Lima Profesor Riset
Untuk diketahui, Selasa (25/11) BRIN kembali mengukuhkan lima Profesor Riset baru melalui Sidang Terbuka Majelis Pengukuhan Profesor Riset yang digelar di Jakarta. Kelima profesor riset yang dilantik memiliki beragam kepakaran.
Mulai dari bidang logam dan paduan, nanomaterial fungsional, penyakit menular, makanan dan zat gizi mikro, hingga aplikasi penginderaan jauh (satelit) untuk eksplorasi energi dan sumber daya mineral.
"Harapan saya tetap menjadi pembelajar yang tangguh. Meskipun sudah profesor, meskipun sudah sampai pada puncak tertinggi gelar, yang bisa membuat kita survive bukan gelar tersebut. Yang bisa membuat kita survive adalah mentalitas kita sebagai seorang pembelajar," kata Arif Satria.
Arif mengatakan, situasi perubahan yang begitu cepat menuntut para periset untuk senantiasa belajar, agar dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ia menilai adaptasi dan pembelajaran sepanjang hayat yang dilakukan secara tepat dan konsisten dapat membawa Indonesia menjadi pengendali dan pemimpin perubahan.
"Makanya saya harapkan pola riset-pola riset ini tetap humble, tetap rendah hati, dan tetap sebagai pembelajar sejati," ucap Arif Satria.
Arif juga menegaskan, profesor riset bukanlah gelar, melainkan tugas untuk semakin produktif dengan karya-karya ilmiah dan inovasi yang baik untuk dapat dijadikan manfaat bagi seluruh masyarakat.
"Profesor riset ini bukan akhir dari karir, tapi ini justru menjadi penanda adanya tugas-tugas baru untuk memberikan riset yang lebih canggih lagi untuk menjawab solusi atas berbagai persoalan yang ada di Indonesia ini," tuturnya. .
Diketahui, kelima profesor riset yang dilantik adalah Ika Kartika (kepakaran logam dan paduan) dan Murni Handayani (kepakaran nanomaterial fungsional). Kemudian, Maria Holly Herawati (kepakaran penyakit menular), Fitrah Ernawati (kepakaran makanan dan zat gizi mikro), serta ri Muji Susantoro (kepakaran aplikasi penginderaan jauh untuk eksplorasi energi dan sumber daya mineral).
Tinggalkan Komentar
Komentar