Periskop.id - Pemerintah Provinsi DKI (Pemprov) DKI mengancam akan menghentikan kerja sama dengan Koperasi Pedagang Pasar Pusat Melawai (Kopma), sebagai pengelola kios Blok M, Jakarta Selatan. Penghetian kerja sama dilakukan jika pengelola terbukti melanggar.

"Saya minta untuk kerja sama yang dilanggar oleh koperasi, kalau mereka tidak memenuhi apa yang menjadi kesepakatan maka saya minta untuk ditunda (postpone), kerjasamanya dihentikan saja," kata Gubernur DKI Pramono Anung di Mal Blok M Jakarta Selatan, Rabu (3/9).

Pramono mengatakan hal tersebut dalam peninjauan berdasarkan berita dari media sosial yang memperlihatkan beberapa kios di Blok M ditutup, karena ditagih iuran yang terlalu mahal, yakni Rp15 juta per dua bulan.

Pemprov DKI bersama MRT Jakarta terjun langsung memastikan kabar tersebut di lokasi. Ia berharap dengan peninjauan ini bisa mengatasi keluhan para pedagang UMKM di Blok M.

"Saya sudah mengecek secara langsung, diskusi dengan Pak Dirut MRT bahwa memang betul terjadi," ucapnya.

Kesadaran Kopma 

Dia menyayangkan adanya oknum yang menaikkan harga mengingat pihaknya tengah mengembangkan kawasan Blok M Hub. Dengan demikian, Pemprov DKI berharap adanya kesadaran dari Kopma sebagai pengelola kios Blok M untuk kembali menaati apa yang sudah menjadi sepakat.

"Ya, kalau mereka masih tidak mau mentaati apa yang menjadi kesepakatan, saya minta diputus, langsung diputus," ucapnya.

Asal tahu saja, terdapat kerja sama antara MRT Jakarta dengan pihak koperasi Blok M. Batas atas dan batas bawah tarif sewa kios juga telah ditentukan.

“Ternyata, tarif yang dipungut lebih dari itu. Sehingga saya sudah menegur Dirut MRT, kalau memang tidak bisa dijalankan itu kerja samanya, maka saya minta untuk dibatalkan,” kata Pramono.

Menurut dia, saat ini UMKM perlu diutamakan, terlebih mengingat perekonomian di kawasan Blok M tengah menggeliat naik. Ia pun meminta agar penetapan harga sewa tidak dilakukan secara semena-mena, sehingga pedagang dapat kembali berjualan.

“Jadi kalau tidak bisa ditertibkan, saya minta untuk dibatalkan, lebih baik dikelola sendiri. Karena bagi saya pribadi, untuk UMKM itu menjadi prioritas agar mereka bisa menjalankan usahanya dengan baik,” ujar Pramono.

Sebelumnya, viral di media sosial sejumlah pedagang UMKM yang mengeluhkan kenaikan harga sewa kios di Blok M sehingga mereka terpaksa angkat kaki dari tempat tersebut. 

Salah satu video yang viral adalah konten TikTok dari @andremandorr. Dalam videonya, Andre mengaku terpukul karena harga sewa kios di Blok M naik.

Padahal, dia baru satu bulan menyewa kios di sana untuk berjualan makanan bersama istrinya yang sedang hamil. Dia terpaksa pindah karena kaget dengan tagihan harga sewa yang dinilainya tak masuk akal.