Periskop.id - Bagi Gen Z, memahami sejarah Indonesia tidak hanya bisa melalui buku pelajaran formal. Salah satu cara paling efektif dan mendalam adalah melalui narasi sastra yang mengemas fakta sejarah dalam alur cerita yang menyentuh. Khususnya, periode kelam Tragedi 1965 dan masa Orde Baru meninggalkan luka yang dalam, namun sering kali disingkirkan dari diskursus publik. Melalui buku, kita bisa melihat perspektif berbeda dari para korban dan penyintas.
Berikut adalah lima rekomendasi buku yang mampu membawa Anda menyelami kisah-kisah tersembunyi dari masa kelam tersebut.
Amba - Laksmi Pamuntjak
Lewat kisah cinta yang epik antara Amba dan Bhisma, novel ini membawa pembaca ke pusat Tragedi 1965. Buku ini tidak hanya menceritakan pembantaian, tetapi juga kehidupan tahanan politik di Pulau Buru. Melalui fiksi, Laksmi Pamuntjak berhasil merekam luka sejarah yang sering kali dilupakan, menjadikan ini salah satu referensi buku penting untuk memahami masa lalu.
Dari Dalam Kubur - Soe Tjen Marching
Jika empat buku sebelumnya adalah fiksi, karya ini menyajikan kisah nyata. Dari Dalam Kubur adalah koleksi testimoni dari korban dan keluarga korban Tragedi 1965 yang suara mereka disenyapkan dalam sejarah resmi. Soe Tjen Marching menuliskan pengalaman personal tentang trauma, kehilangan, dan bagaimana ingatan politik diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Buku ini menegaskan pentingnya mendengarkan suara dari sudut pandang yang lama terabaikan.
Pulang - Leila S. Chudori
Masih dari penulis yang sama, buku ini memperluas cakrawala dengan mengangkat kisah para eksil politik pasca-Tragedi 1965. Mereka yang harus meninggalkan Indonesia dan hidup di Paris, menghadapi pergulatan identitas dan kehilangan. Novel ini merupakan potret getir tentang bagaimana politik membentuk nasib seseorang, dari Tragedi 1965 hingga era Reformasi.
Laut Bercerita - Leila S. Chudori
Novel ini menawarkan sudut pandang yang kuat tentang Orde Baru melalui perjuangan aktivis pro-demokrasi. Tokoh utamanya, Biru Laut, diculik secara paksa, dan kisahnya mengikuti upaya keras keluarga serta sahabatnya untuk mencari keadilan. Buku ini secara emosional menangkap trauma kolektif yang dialami para aktivis dan keluarga mereka.
Tetralogi Buru - Pramoedya Ananta Toer
Karya monumental Pramoedya Ananta Toer ini adalah referensi buku wajib untuk memahami dinamika politik Indonesia. Lewat tokoh Minke, Pram membangun narasi panjang tentang kolonialisme, perlawanan, dan penindasan politik yang berlanjut hingga masa Orde Baru. Novel ini bukan hanya epik sastra, melainkan juga cerminan perjuangan bangsa dari masa ke masa.
Tinggalkan Komentar
Komentar