Periskop.id - Agate International (Agate), salah satu pengembang gim terkemuka di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara, baru saja mempublikasikan The State of Indonesia’s Game Industry White Paper. Laporan komprehensif ini bertujuan membedah kondisi ekosistem gim di Tanah Air, mulai dari peluang pasar, perilaku pengguna, regulasi pemerintah, hingga kapasitas pengembang lokal.

White paper ini disusun sebagai panduan strategis bagi siapa pun yang ingin memahami dinamika industri gim Indonesia, baik investor, developer, maupun pemangku kepentingan.

Dominasi Asing dan Pangsa Pasar Lokal yang Menciut

Salah satu temuan paling mencolok dalam laporan Agate adalah kontradiksi antara potensi pasar yang besar dengan pangsa pasar yang dikuasai oleh pengembang lokal.

Indonesia merupakan salah satu pasar gim dengan pertumbuhan tercepat di dunia, didukung oleh populasi besar dan penetrasi ponsel yang meluas. Pasar Indonesia mencatatkan 3,37 miliar unduhan gim pada tahun 2022 dengan nilai transaksi mencapai US$2 miliar. Angka fantastis ini menempatkan Indonesia di posisi ketiga terbesar secara global dalam volume unduhan.

Namun, di tengah pertumbuhan masif ini, laporan Agate menyayangkan bahwa studio gim asing masih menguasai mayoritas pasar. Sementara itu, pangsa pasar yang dicatatkan oleh pengembang lokal baru mencapai 0,5%. Hal ini disoroti, mengingat kualitas gim lokal terus meningkat dan bahkan sudah mampu bersaing di pasar internasional.

Alasan Indonesia Begitu Menarik bagi Studio Global

White paper tersebut juga mengulas daya tarik pasar Indonesia bagi studio global ternama, seperti Level Infinite, anak perusahaan dari Tencent, salah satu studio gim terbesar di dunia dan publisher gim Honor of Kings.

Menurut Level Infinite, pasar Indonesia sangat menarik karena ukurannya yang besar dan terus berkembang. Faktor pendorongnya adalah meningkatnya kepemilikan ponsel, populasi produktif, dan kemampuan ekonomi yang semakin tinggi. Selain itu, popularitas esports yang terus berkembang memperkuat daya tarik pasar Indonesia, sekaligus memudahkan publisher global membangun komunitas yang solid melalui berbagai acara.

Menjembatani Kesenjangan Informasi

Shieny Aprilia, Co-founder dan CEO Agate, menjelaskan bahwa laporan ini diterbitkan untuk mengatasi hambatan informasi.

“Sulitnya akses terhadap informasi yang komprehensif dan dapat dipercaya, terutama bagi pihak asing yang tertarik memahami pasar Indonesia, menjadi salah satu hambatan dalam pengembangan ekosistem gim tanah air,” ujar Shieny saat pemaparan laporan kepada wartawan.

Untuk memastikan komprehensivitas, laporan Agate ini dihimpun dari sumber terpercaya dan diperkaya dengan wawancara para pemangku kepentingan. 

Dukungan Pemerintah dan Rekomendasi Strategis

Lebih jauh, white paper ini juga membahas berbagai program pemerintah yang dirancang untuk memperkuat ekosistem gim lokal. Program-program tersebut meliputi Indonesian Game Rating System (IGRS), program pendanaan, perlindungan hak cipta, dan program komunitas untuk membantu memasarkan gim lokal. Bagian ini secara khusus ditujukan sebagai panduan bagi talenta muda bangsa yang tertarik membangun karier di industri gim.

Melalui laporan ini, Agate menekankan pentingnya kolaborasi jangka panjang antara penggiat industri, pemerintah, dan pemodal. Agate memberikan rekomendasi strategis, seperti meningkatkan akses permodalan untuk studio gim lokal serta program pengembangan talenta di bidang-bidang krusial seperti game design, agar pengembang lokal bisa mengambil porsi yang lebih besar di pasar gim global.