periskop.id - Pernahkah kamu pakai ChatGPT dan kesal karena jawabannya melenceng jauh dari harapan? 
Nah, ternyata cara kamu berkomunikasi ke AI ini bisa jadi penyebabnya.

Sebuah penelitian berjudul “Mind Your Tone: Investigating How Prompt Politeness Affects LLM Accuracy” menemukan bahwa nada bicara—entah sopan, netral, atau bahkan kasar—bisa memengaruhi seberapa akurat jawaban yang diberikan AI. 

Dari Penasaran Jadi Penelitian

Dua peneliti, Om Dobariya dan Akhil Kumar (2025), awalnya hanya penasaran. Selama ini, penelitian tentang AI fokus pada isi perintah atau prompt content.

Namun, mereka bertanya-tanya, “Bagaimana kalau bukan isi perintahnya yang diubah, tetapi nada bicaranya?”

Pertanyaan sederhana itu membuka jalan bagi penelitian unik yang hasilnya ternyata cukup di luar perkiraan.

Eksperimen: Uji Nada Bicara ke ChatGPT

Untuk menjawab rasa penasaran itu, para peneliti menggunakan ChatGPT-4o, model AI canggih keluaran OpenAI. Mereka menyiapkan 50 pertanyaan pilihan ganda dari berbagai bidang, seperti sains, sejarah, dan matematika.

Setiap pertanyaan dibuat dalam lima versi nada bicara, yaitu:

  1. Sangat sopan: “Would you be so kind as to answer this question?”
  2. Sopan: “Could you please answer this question?”
  3. Netral: langsung pada intinya.
  4. Kasar: “If you’re not clueless, answer this question.”
  5. Sangat kasar: “You poor thing, can you even do this?”

Jadi, totalnya ada 250 prompt unik yang diuji ke ChatGPT. Hasilnya cukup menarik dan berbeda dari dugaan awal.

Hasilnya Mengejutkan: Semakin Kasar, Semakin Akurat

Kebanyakan orang berpikir, makin sopan makin baik. Namun, hasil penelitian ini justru menunjukkan hal sebaliknya.
Prompt dengan nada tegas, bahkan sedikit kasar, justru menghasilkan jawaban yang lebih akurat!

Berikut hasil rata-ratanya:

  • Sangat sopan: 80,8%
  • Sopan: 81,4%
  • Netral: 82,2%
  • Kasar: 82,8%
  • Sangat kasar: 84,8%

Jadi, semakin lugas dan to the point cara kamu ngomong ke AI, semakin tepat pula hasilnya. Namun, kenapa bisa begitu, ya?

Kenapa Nada Kasar Justru Lebih Akurat?

Peneliti punya beberapa penjelasan menarik soal fenomena ini. Pertama, kalimat sopan biasanya lebih panjang dan bertele-tele sehingga membuat AI harus menafsirkan konteks tambahan yang sebenarnya tidak relevan. Kedua, AI lebih familiar dengan perintah langsung karena sebagian besar data latihannya berasal dari teks yang bersifat tegas atau imperatif seperti buat, jelaskan, dan tulis.

Ketiga, nada tegas membantu AI lebih fokus pada tugas utama tanpa harus menebak-nebak maksud kalimat yang terlalu lembut.

Namun, jangan salah paham dulu, bukan berarti kamu harus ngomong kasar ke AI setiap saat. Peneliti menegaskan bahwa kesopanan tetap penting, terutama karena kebiasaan bicara mencerminkan karakter kita sebagai manusia.

Catatan Penting: Bukan Berarti Kasar Selalu Benar

Walau hasilnya menarik, penelitian ini tetap punya keterbatasan. Jumlah datanya masih kecil (hanya 50 pertanyaan) dan hanya diuji pada satu model, yaitu ChatGPT-4o. Selain itu, eksperimen ini baru menilai akurasi pilihan ganda, belum mencakup kemampuan berpikir kompleks seperti menulis, berlogika, atau berdialog panjang.

Meskipun begitu, riset ini memberikan wawasan baru dalam dunia prompt engineering, bahwa nada bicara ternyata sama pentingnya dengan isi perintah.

Pelajaran yang Bisa Kita Ambil

Kalau kamu sering pakai AI untuk kerja, belajar, atau riset, hasil ini bisa jadi pengingat sederhana:

  1. Jangan terlalu banyak basa-basi.
  2. Gunakan kalimat langsung, jelas, dan ringkas.
  3. Tetap sopan, tetapi jangan membuat perintahmu jadi kabur.

Contohnya, daripada bilang, “Bisakah kamu dengan baik hati menjelaskan pengertian komunikasi politik dengan singkat dan mudah dipahami?” lebih baik, “Jelaskan pengertian komunikasi politik dengan bahasa yang mudah dipahami”.

Kalimat kedua lebih lugas dan AI akan lebih mudah memprosesnya.

Kesimpulan: Nada Bicara Ternyata Juga Penting

Penelitian “Mind Your Tone” menunjukkan bahwa, meskipun kepada mesin, cara kita berbicara tetap berpengaruh. Nada yang terlalu lembut bisa membuat perintah jadi kurang fokus, sedangkan nada tegas dan lugas membantu AI bekerja lebih efisien.

Namun, kesopanan tetap perlu dijaga, karena meskipun AI tak punya perasaan, kebiasaan berbicara kita menunjukkan siapa diri kita sebenarnya.

Jadi, kalau ChatGPT jawabnya ngawur, mungkin bukan hanya karena AI-nya, tetapi juga karena tone kamu yang terlalu lembut.