Periskop.id - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pangan melakukan penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Pertanian, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan Kepala Badan Pengawasan BUMN.
Penandatanganan SKB ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden dalam rapat terbatas pada 28 September 2025, yang menekankan pentingnya memperkuat rantai pasok pangan nasional, terutama beras dan jagung.
"Arahan tersebut tegas menyampaikan peran pemerintah untuk memperkuat rantai pasok, soal pangan tidak ada tawar-menawar," kata Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), dalam acara penandatanganan SKB di Jakarta, Selasa (11/11).
Zulhas menjelaskan, produksi pangan nasional seperti jagung dan gabah mengalami peningkatan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Produksi gabah naik sekitar 13 persen, dari sekitar 30 juta ton menjadi 34,77 juta ton.
Meski demikian, masalah utama yang dihadapi saat ini adalah berkurangnya jumlah gudang penyimpanan, bukan bertambah. Akibatnya, hasil panen petani tidak terserap optimal, dan banyak petani dirugikan karena gabah maupun jagungnya tidak tertampung.
Sebagai solusi, pemerintah akan membangun 100 gudang baru dengan anggaran sebesar Rp5 triliun untuk menampung hasil panen.
"Apa masalahnya? Rupanya gudang. Karena dulu gudang Bulog itu bukan bertambah tapi berkurang. Oleh karena itu, melalui perintah Bapak Presiden, kita harus segera membangun gudang yang disepakati jumlahnya 100 gudang (anggarannya Rp5 triliun)," terangnya.
Langkah ini, menurut Zulhas, menjadi jawaban atas keluhan para petani yang selama ini kesulitan menjual gabah dan jagung akibat keterbatasan kapasitas penyimpanan Bulog.
"Bulog keluhannya gudang ya kurang. Nah sekarang akan dibangun secepat mungkin 100 gudang. Jadi intinya ini adalah jawaban dari keluhan para petani," tutupnya.
Tinggalkan Komentar
Komentar