periskop.id - Menjelang perayaan Hari Batik Nasional 2 Oktober mendatang, tren belanja produk fesyen secara daring menunjukkan lonjakan signifikan. 

Data industri terbaru mencatat transaksi di kategori ini meroket hingga 82% pada kuartal ketiga 2025, menandakan antusiasme tinggi konsumen terhadap busana kasual dan etnik.

Produk-produk kasual seperti kaus gombrong (oversized t-shirt), celana kulot, hijab, dan tas mendominasi daftar pesanan tertinggi selama periode promo tanggal kembar. 

Di sisi lain, busana etnik yang terinspirasi dari wastra nusantara, khususnya setelan kebaya-rok batik dan kemeja batik pria, juga menjadi primadona di etalase khusus produk lokal.

Data tren ini diungkapkan oleh Tokopedia dan TikTok Shop. Communications Senior Lead, Antonia Adega, menjelaskan bahwa pertumbuhan tersebut didorong oleh berbagai program belanja. “Kenaikan ini didorong oleh berbagai inisiatif kolaboratif, seperti promo tanggal kembar ‘Guncang’ dan etalase khusus produk batik ‘Melokal Dengan Batik’,” ujarnya di Jakarta, Jumat (26/9).

Menurut Antonia, popularitas produk-produk tersebut dapat menjadi acuan bagi para pelaku usaha di industri fesyen untuk mengembangkan bisnisnya. 

“Temuan ini bisa menjadi wawasan tersendiri bagi penjual khususnya yang bergerak di industri fashion, atau bagi siapa saja yang punya niat memulai bisnis fashion bersama Tokopedia dan TikTok Shop,” tambahnya.

Tren positif ini juga terasa kuat di level regional. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sebagai salah satu sentra batik, bahkan mencatatkan kenaikan transaksi fesyen yang lebih tinggi dari rata-rata nasional, yaitu mencapai 89%.

Fenomena ini turut mengubah cara para pelaku usaha lokal memasarkan produknya. Pemilik Rianty Batik, Aditya Suryadinata, mengakui bahwa strategi pemasaran kini sangat bergantung pada konten video. Menurutnya, format video pendek maupun siaran langsung (live streaming) memegang peran krusial dalam mendongkrak penjualan.

Hal ini diamini oleh Mutiara Kurnia Dewi, pemilik Delova Wardrobe, yang menyebut live streaming sebagai tulang punggung penjualannya. Ia mengklaim 70% dari total transaksi mereknya di TikTok Shop berasal dari aktivitas siaran langsung tersebut.