periskop.id - Presiden Prabowo Subianto meninjau Stasiun Manggarai, Jakarta, pada Selasa pagi. Dalam kunjungan tersebut, ia melihat langsung gerbong khusus petani dan pedagang yang akan segera dioperasikan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Melansir Antara, Selasa (4/11), tayangan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Presiden tiba sekitar pukul 10.50 WIB dengan mengenakan setelan safari krem. Kehadirannya disambut jajaran pejabat, termasuk Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin, Menteri Perhubungan Dudy Purwaghandi, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Angga Raka Prabowo, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

Kunjungan ini sekaligus menjadi momentum untuk memperkenalkan inovasi layanan transportasi bagi petani dan pedagang kecil.

Gerbong khusus yang ditinjau memiliki desain berbeda dari KRL reguler. Kursi berwarna hijau disusun saling berhadapan tanpa pegangan tangan di tengah, sehingga menyisakan ruang luas untuk menaruh barang dagangan. Menurut Bobby, kebijakan ini dirancang agar pedagang tidak terbebani biaya tambahan. 

“Kemudian nanti kita hanya charge hanya penumpang Pak, jadi barangnya tidak kita charge,” jelasnya.

Usai meninjau gerbong, Presiden melanjutkan perjalanan menggunakan KRL menuju Stasiun Tanah Abang. Dalam perjalanan, ia tampak berinteraksi dengan penumpang. Presiden juga meresmikan Stasiun Tanah Abang Baru sebagai bagian dari pengembangan jaringan transportasi perkotaan.

PT KAI memastikan layanan kereta khusus petani dan pedagang akan segera diluncurkan pada jalur Rangkasbitung–Merak bulan ini. Rute tersebut dipilih karena merupakan jalur distribusi penting bagi hasil pertanian dan komoditas pangan dari Banten menuju Jakarta.

Kereta ini akan beroperasi sesuai aktivitas petani dan pedagang, yakni pada pagi dan sore hari. PT KAI juga menyiapkan delapan unit kereta untuk tahap awal. Ke depan, jalur akan diperluas hingga Tanah Abang agar distribusi hasil pertanian lebih efisien.

Selain itu, KAI berencana memberikan subsidi tarif agar biaya transportasi lebih murah dibandingkan menggunakan truk atau mobil. Data Kementerian Perhubungan menunjukkan biaya logistik di Indonesia masih sekitar 23% dari PDB, jauh lebih tinggi dibandingkan Malaysia (13%) dan Thailand (15%). Kehadiran kereta khusus ini diharapkan menekan biaya distribusi pangan.

Dengan adanya layanan ini, pemerintah berharap distribusi hasil pertanian menjadi lebih cepat, murah, dan efisien.