periskop.id - Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri, memberikan arahan tegas kepada seluruh jajarannya untuk mengedepankan sikap profesional dan humanis dalam mengawal aksi unjuk rasa peringatan Hari Tani Nasional.
Ia menekankan bahwa pengamanan di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, harus berjalan kondusif tanpa memicu kericuhan.
Asep mengingatkan agar anggotanya tidak mudah terprovokasi dan mengutamakan pendekatan yang persuasif. “Pengamanan unras tidak boleh menimbulkan kerusuhan maupun kerusakan fasilitas umum. Anggota harus sabar, terukur,” kata Asep dalam arahannya di Jakarta, Rabu (24/9).
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa personel yang bertugas di lapangan tidak dibekali dengan senjata api. Penggunaan kekuatan seperti gas air mata pun dibatasi secara ketat dan hanya dapat dilakukan sesuai prosedur operasi standar (SOP) atas izin langsung darinya selaku Kapolda.
“Semua tindakan wajib dalam satu komando tanpa inisiatif pribadi,” tegasnya.
Asep juga meminta seluruh personel memegang teguh prinsip "Jaga Jakarta", di mana keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama dalam setiap penugasan. “Tunjukkan profesionalisme, jaga marwah institusi, dan buktikan Polri mampu menjaga unjuk rasa dengan baik,” ujar Asep.
Pengamanan aksi unjuk rasa ini melibatkan ribuan personel gabungan. Hal ini dikonfirmasi oleh Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, yang menyebut Kapolda memimpin langsung apel kesiapan pada pukul 06.00 WIB.
"Kuat pengamanan wilayah Jakarta Pusat 8.340 personel gabungan dari Polri, TNI, dan Pemda DKI," ungkap Susatyo dalam keterangan resminya.
Demonstrasi ini diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, antara lain Perkumpulan Petani Ubi Kayu Indonesia Provinsi Lampung, Komite Aksi Hari Tani Nasional ke-65, Komite Perjuangan Pertanian Rakyat (KPPR), serta BEM SI Kerakyatan, yang akan menyampaikan aspirasinya di depan Gedung DPR/MPR dan kawasan Patung Kuda Arjuna.
Tinggalkan Komentar
Komentar