periskop.id - Pemanis buatan yang umum ditemukan dalam produk seperti yogurt dan minuman bersoda dapat merusak kemampuan berpikir dan daya ingat. Menurut sebuah penelitian terbaru, konsumsi pemanis ini berpotensi menyebabkan "kerusakan jangka panjang" pada kesehatan otak. Informasi ini dilansir oleh The Guardian, Rabu (3/9).
Studi yang diterbitkan di jurnal medis Amerika, Neurology, menemukan bahwa orang yang mengonsumsi pemanis dalam jumlah besar, seperti aspartam dan sakarin, mengalami penurunan fungsi kognitif 62% lebih cepat. Kondisi ini setara dengan penuaan otak sekitar 1,6 tahun.
"Temuan kami menunjukkan adanya kemungkinan dampak buruk jangka panjang dari konsumsi pemanis rendah atau tanpa kalori (LNCs), terutama pemanis buatan dan gula alkohol, terhadap fungsi kognitif,” ungkap para peneliti yang terlibat.
Dampak dan Saran Alternatif
Penelitian ini melibatkan 12.772 pegawai negeri di Brasil dengan usia rata-rata 52 tahun, yang diikuti selama delapan tahun. Hasilnya, jenis pemanis seperti aspartam, sakarin, acesulfame K, eritritol, sorbitol, dan xylitol dikaitkan dengan penurunan daya ingat, kelancaran berbicara, dan fungsi kognitif secara keseluruhan.
"Pemanis rendah atau tanpa kalori sering dianggap sebagai alternatif sehat pengganti gula. Namun, temuan kami menunjukkan bahwa beberapa pemanis bisa berdampak negatif pada kesehatan otak dalam jangka panjang," kata Claudia Kimie Suemoto dari Universitas São Paulo, penulis utama studi.
Para peneliti menyarankan konsumen untuk beralih ke pemanis alami seperti tagatose atau alternatif lain seperti madu dan sirup maple.
Bantahan dari Industri Makanan
Meski demikian, industri makanan dan minuman meragukan hasil penelitian ini. Gavin Partington, Direktur Jenderal British Soft Drinks Association, mengatakan bahwa studi ini tidak bisa membuktikan hubungan sebab-akibat.
"Pemanis non-gula dinyatakan aman oleh seluruh otoritas kesehatan terkemuka di dunia," ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Asosiasi Pemanis Internasional (International Sweeteners Association/ISA). Mereka menegaskan bahwa penelitian ini bersifat observasional, yang hanya dapat menunjukkan hubungan statistik, bukan sebab-akibat langsung. ISA menambahkan bahwa ada "konsensus ilmiah" bahwa pemanis buatan aman untuk dikonsumsi.
Tinggalkan Komentar
Komentar