Periskop.id - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengumumkan, telh menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp31,79 triliun kepada 273.045 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam periode Januari hingga Agustus 2025.

SVP Micro Development & Agent Banking Bank Mandiri Bayu Trisno Arief Setiawan menyatakan, langkah ini menjadi komitmen Perseroan dalam mendukung pengembangan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional dan memperluas lapangan pekerjaan.

Ia menyebut, langkah ini juga sejalan dengan program pemerintah dalam memberikan kredit berbunga rendah bagi sektor UMKM, pertanian, dan industri kecil. 

“Hasilnya, sepanjang tahun 2025, bank bersandi saham BMRI ini telah merealisasikan penyaluran KUR mencapai Rp31,79 triliun kepada lebih dari 273.045 pelaku usaha di seluruh Indonesia hingga Agustus 2025, dengan kualitas kredit yang terjaga dengan optimal di posisi 0,99%," ujar Bayu dalam keterangannya di Jakarta, Senin (29/9). 

Bayu mengatakan, penyaluran KUR tersebut setara 82,58% dari target KUR Bank Mandiri di 2025 senilai Rp38,5 triliun. Dengan memberikan akses permodalan melalui KUR, Bank Mandiri membantu meningkatkan kapasitas produksi pelaku UMKM terutama sektor pertanian maupun industri.

Menurutnya, langkah ini merupakan bentuk sinergi pemerintah, perbankan, bersama UMKM dalam membangun ekonomi kerakyatan yang mandiri dan berkelanjutan serta memperluas penyerapan lapangan pekerjaan. “Dukungan akses pembiayaan kepada pelaku usaha ini kami yakini memiliki peran krusial dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” tuturnya.

Ia menuturkan, penyaluran KUR hingga Agustus 2025 ini didominasi oleh sektor produksi sebesar 60,21 % atau senilai Rp22,57 triliun. Dari jumlah tersebut, sektor pertanian sebagai motor penggerak ketahanan pangan nasional mencapai Rp11,07 triliun atau 29,53%.

Kemudian, sektor jasa produksi menyerap 21,32% senilai Rp7,99 triliun, sektor industri pengolahan 7,69% sebesar Rp2,88 triliun, dan sektor perikanan 1,64% atau Rp616 miliar.

Adapun total akumulasi penyaluran KUR sejak pemerintah meluncurkan program ini pada 2008 hingga akhir Agustus 2025 mencapai Rp294,19 triliun. Kredit berbunga rendah ini telah dinikmati oleh 3,51 juta debitur Bank Mandiri yang tersebar di seluruh Indonesia dalam meningkatkan kapasitas bisnis.

Berbasis Ekosistem

Ia menegaskan, dalam mempercepat serta menjaga kualitas penyaluran KUR, Bank Mandiri mengadopsi pendekatan berbasis ekosistem yang lebih inklusif dan berorientasi pada penguatan sektor produksi unggulan di berbagai wilayah.

Sinergi bisnis dan kolaborasi strategis dengan nasabah wholesale, imbuhnya, menjadi bagian dari strategi closed-loop yang diterapkan untuk mengoptimalkan value chain dan menjaga keberlangsungan bisnis, sehingga UMKM dapat berkembang lebih pesat dengan akses pasar yang lebih luas.

Selain itu, sebagai bagian dari strategi bisnis, kaya Bayu, Bank Mandiri menyediakan layanan digitalisasi transaksi keuangan untuk mendukung UMKM naik kelas melalui Livin Merchant, dengan kemudahan onboarding, fleksibilitas penerimaan pembayaran dan tanpa biaya langganan.

Aplikasi ini memberikan kemudahan akses ke layanan perbankan (access to finance)bagi pelaku UMKM. Adapun per Agustus 2025, pengguna Livin' Merchant di segmen pelaku UMKM telah mencapai 2,9 juta pengguna atau naik 38 % secara yoy.

Asal tahu saja, Livin’ Merchant dapat dimanfaatkan sebagai aplikasi kasir (point of sales) yang langsung mendigitalisasi aktivitas transaksi dan menerima pembayaran langsung melalui sarana QRIS yang dapat discan oleh pembeli menggunakan rekening bank manapun maupun e-wallet apapun.

Bank Mandiri, sambungnya, terus memperluas akses pembiayaan melalui program referral yang diikuti edukasi layanan dan transaksi keuangan melalui Mandiri Agen (Agen Laku Pandai Mitra Bank Mandiri) yang terdapat di ekosistem bisnis pelaku UMKM.

Ia mengatalan, dengan dukungan yang berkelanjutan serta kolaborasi erat dengan pemerintah dan berbagai pihak, serta inisiatif digitalisasi UMKM, Bank Mandiri memastikan, KUR dapat tersalurkan secara tepat sasaran dan memberikan dampak nyata bagi perekonomian. 

“Kami percaya, UMKM yang kuat akan berkontribusi signifikan dalam mewujudkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat," tutup Bayu.