periskop.id - Direktur Eksekutif Lokataru Delpedro Marhaen yang kini ditahan di Rutan Polda Metro Jaya, merilis pernyataan tertulis yang menegaskan bahwa perkara penghasutan yang menjeratnya merupakan akibat langsung dari tindakan advokasi yang ia dan organisasinya lakukan. 

Menurut Delpedro, tuduhan tersebut muncul justru setelah pihaknya berhasil memberikan bantuan hukum kepada demonstran, pelajar, dan korban kekerasan aparat.

“Perkara ini berkaitan dengan tindakan saya dan Lokataru yang memberikan Bantuan Hukum bagi mereka yang ditangkap hanya karena menyampaikan pendapat di muka umum. Bagaimana lagi selain bantuan hukum kami juga membela pelajar yang KJP nya dicabut dan meminta biaya rumah sakit bagi korban kekerasan polisi untuk digratiskan,” tulis Delpedro dalam suratnya yang bertanggal 2 September 2025.

Dalam surat tersebut, Delpedro membenarkan bahwa ia telah menjalani pemeriksaan maraton selama 24 jam dengan 98 pertanyaan setelah ditangkap pada 1 September lalu. Ia kini resmi menyandang status tahanan. 

Ia menegaskan, seluruh upaya advokasi yang dilakukan pihaknya, seperti pembelaan terhadap pelajar yang Kartu Jakarta Pintar (KJP)-nya terancam dicabut dan pembebasan biaya rumah sakit bagi korban, semuanya berhasil dikabulkan.

“Tetapi semua itu jadi alasan untuk menuduh saya melakukan perbuatan menghasut. Saya tidak pernah menyesal melakukan itu semua. Ini soal masa depan orang banyak yang menggantungkan diri pada pendidikan,” tegasnya.

Dari balik tahanan, Delpedro juga mengirimkan pesan kepada para rekan dan pendukungnya di luar. 

Ia meminta mereka tidak perlu khawatir dan meyakini bahwa semangat solidaritas dan kewargaan akan terus menghubungkan perjuangan mereka. 

Ia juga menyampaikan permintaan maaf kepada tim di Lokataru karena belum bisa menjadi pemimpin yang baik di masa sulit ini.

Menutup suratnya, Delpedro mengungkapkan keyakinannya pada kekuatan anak muda yang terus berikhtiar membela kaum rentan meski harus menghadapi ancaman. 

Ia mengakhiri pesannya dengan seruan perlawanan yang tegas.

“Makin ditekan, makin melawan!” pungkasnya.