periskop.id - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Aji Muhawarman mengungkapkan bahwa sembilan orang telah terindikasi positif terpapar cemaran radiasi Cesium-137 di kawasan industri Cikande, Serang.
Menurutnya, temuan ini merupakan hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap lebih dari 1.500 pekerja dan warga di sekitar lokasi yang kini berstatus kejadian khusus.
"Pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) kepada lebih dari 1.562 pekerja dan warga sekitar Kawasan Industri Cikande. Terdapat sembilan orang positif hasil whole body counter (WBC)," ujar Aji Muhawarman dalam keterangan yang diterima pada Jumat (3/10/2025), menyusul penetapan status kejadian khusus pada Selasa (30/9/2025).
Aji memastikan kesembilan individu yang terdeteksi mengalami paparan internal tersebut saat ini dalam kondisi stabil. Mereka telah mendapatkan penanganan medis secara intensif di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta, termasuk pemberian obat penawar Prussian Blue.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pemerintah telah memperluas upaya pemantauan kesehatan kepada keluarga dan kontak serumah dari pasien terkonfirmasi.
"Edukasi dan komunikasi risiko kepada masyarakat agar tetap tenang namun waspada. Pemantauan kesehatan masyarakat akan dilakukan, termasuk pemantauan kepada keluarga dan kontak serumah. Pemeriksaan akan diperluas menunggu hasil pemetaan dari Bapeten dan BRIN," jelasnya.
Penanganan kasus ini, kata Aji, menerapkan sistem deteksi berlapis. Tahap awal menggunakan surveymeter untuk mengukur tingkat paparan eksternal pada tubuh dan pakaian. Jika terdeteksi, individu tersebut diwajibkan menjalani dekontaminasi dengan mandi dan mengganti pakaian sebelum diperiksa kembali.
Setelah itu, dilakukan pemeriksaan darah untuk melihat penurunan kadar limfosit sebagai indikator awal paparan radiasi. Apabila kadar limfosit seseorang berada di bawah 1.500, maka pemeriksaan lanjutan menggunakan WBC akan dilakukan untuk mendeteksi zat radioaktif yang mungkin masuk ke dalam tubuh.
"Jika terindikasi serius dirujuk ke RS rujukan nasional (RS Fatmawati) untuk pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut," katanya.
Kemenkes turut mengingatkan adanya potensi dampak kesehatan akibat paparan Cs-137, mulai dari efek jangka pendek seperti mual, muntah, dan penurunan sel darah putih, hingga risiko jangka panjang berupa kanker dan gangguan imunitas.
"Namun, penting ditegaskan mayoritas paparan yang ditemukan masih pada level yang bisa ditangani dengan dekontaminasi, obat khusus, dan pemantauan kesehatan jangka panjang," tegas Aji.
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, sebab sifat radiasi tidak dapat dilihat, didengar, ataupun dicium. Warga yang mengalami keluhan seperti lemas, mual, atau perubahan kesehatan lainnya diminta segera melapor ke tenaga kesehatan terdekat.
"Tidak perlu khawatir berlebihan, pemerintah telah melakukan dekontaminasi, pengamanan lokasi, dan penanganan medis. Jangan memberi stigma atau diskriminasi, solidaritas sosial membantu pemulihan bersama," tutup Aji.
Tinggalkan Komentar
Komentar