periskop.id - Operasi pencarian korban tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, memasuki hari kelima dengan intensitas yang semakin ditingkatkan. Tim Search and Rescue (SAR) gabungan terus berupaya mengevakuasi korban di tengah kondisi medan yang menantang.

SAR Mission Coordinator (SMC) Muhammad Abdullah menegaskan bahwa cuaca cerah menjadi faktor penting dalam mempercepat pencarian. 

“Mudah-mudahan cuaca cerah hari ini bisa memaksimalkan pencarian hingga seluruh korban dapat segera ditemukan,” ujarnya dilansir dari Antara, Senin (17/11).

Dalam operasi kali ini, tim SAR menerapkan tiga metode pencarian secara paralel. Pertama, penggunaan drone thermal untuk mendeteksi titik panas yang diduga sebagai keberadaan korban. 

Kedua, pengerahan anjing pelacak untuk menyisir area permukiman yang tertimbun. Ketiga, pengoperasian alat berat guna mempercepat penggalian material longsor.

Abdullah menjelaskan bahwa pembagian area pencarian tetap sama seperti hari sebelumnya, yakni empat titik kerja (worksite) di Dusun Cibuyut dan Dusun Tarukahan. 

“Pembagian area pencarian masih sama seperti hari sebelumnya, yaitu empat worksite yang meliputi A1 dan A2 di Dusun Cibuyut serta B1 dan B2 di Dusun Tarukahan,” katanya.

Setiap worksite dipimpin oleh koordinator lapangan dengan penyiapan jalur evakuasi yang lebih aman. Kondisi tanah yang mulai stabil memberi peluang lebih besar bagi tim untuk melakukan penyisiran tanpa risiko longsor susulan.

Selain itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan modifikasi cuaca sejak Minggu (16/11) untuk mengurangi potensi hujan di lokasi. 

“Upaya tersebut berdampak positif karena cuaca pada Minggu sore hingga Senin pagi terpantau cerah, sehingga memudahkan personel SAR dalam melakukan penyisiran,” jelas Abdullah.

Hingga Senin (17/11) pukul 10.00 WIB, tim SAR menemukan dua korban meninggal dunia di Worksite A-2, yakni Nilna Nur Fauziah (9) dan Wafik Nur Aini Zahra (15). Selain itu, dua sepeda motor berhasil dievakuasi dari Worksite B-2.

Longsor yang terjadi pada Kamis (13/11) sekitar pukul 19.00 WIB menimbun sejumlah rumah warga. Sebanyak 12 rumah rusak berat dan 16 rumah lainnya terancam. Material longsor menutupi area seluas 6,5 hektare, menyebabkan penurunan tanah hingga 2 meter serta retakan sepanjang 25 meter.

Data sementara mencatat total korban terdampak sebanyak 46 orang. Dari jumlah tersebut, 23 orang selamat, 15 meninggal dunia, dan delapan lainnya masih dalam pencarian. 

Menurut catatan BNPB, Jawa Tengah termasuk wilayah dengan tingkat kerentanan longsor tinggi. Data Badan Geologi menunjukkan lebih dari 40% wilayah Cilacap berada di zona rawan gerakan tanah, sehingga mitigasi jangka panjang sangat diperlukan.