periskop.id - Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Bandara Internasional Soekarno-Hatta memperketat pengawasan terhadap seluruh pelaku perjalanan udara menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026.
Langkah ini dilakukan untuk mencegah potensi masuk dan menyebarnya penyakit menular selama periode mobilitas tinggi. Kepala BBKK Bandara Soekarno-Hatta, Naning Nugrahini, mengatakan pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah antisipatif.
“Kami mempersiapkan diri melakukan peningkatan-peningkatan pengawasan kesehatan, termasuk juga mengantisipasi faktor atau risiko lingkungan, supaya nanti pada saat waktunya kita itu tidak menjadi sarang untuk penyakit-penyakit menular,” ujarnya pada Senin, (24/11).
Pengawasan dilakukan melalui pemindaian suhu tubuh menggunakan thermal scanner dan observasi visual terhadap penumpang. Jika ditemukan gejala mencurigakan, petugas akan membawa penumpang tersebut untuk menjalani pemeriksaan lanjutan di laboratorium fasilitas karantina.
Tak hanya memantau kondisi penumpang, BBKK juga mengevaluasi keamanan pangan di seluruh tenant bandara. Menurut Naning, inspeksi ini penting untuk mencegah penularan penyakit yang berasal dari kontaminasi makanan dan potensi gangguan dari hewan seperti tikus atau kecoa.
“Pengawasan juga termasuk makanan dan minuman di tiap tenant,” katanya.
Penguatan kesiapsiagaan juga dilakukan dengan mendirikan posko kesehatan di setiap terminal. Posko tersebut menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan gratis, termasuk skrining awal bagi penumpang. Selain itu, petugas juga melakukan survei migrasi malaria untuk mendeteksi kemungkinan penumpang membawa parasit dari wilayah endemik.
“Survei migrasi malaria dilakukan untuk memastikan penumpang yang datang dari wilayah endemik tidak membawa risiko penularan ke sini,” jelas Naning.
BBKK menyebut langkah-langkah ini merupakan upaya preventif agar Bandara Soekarno-Hatta tetap aman dan tidak menjadi titik penyebaran penyakit selama periode perjalanan Nataru.
Tinggalkan Komentar
Komentar