periskop.id - Anggota Komisi I DPR Endipat Wijaya menyinggung beberapa pihak yang hanya datang sekali ke lokasi bencana Sumatra dan berdonasi Rp10 miliar, tetapi sudah merasa paling banyak bekerja. Padahal, pemerintah sudah berkontribusi lebih banyak.

“Yang sekarang ini paling-paling di Aceh di Sumatra, dan lain-lain, ada orang yang cuma datang sekali seolah-olah paling bekerja di Aceh. Padahal, negara sudah hadir dari awal. Orang baru datang, baru bikin satu posko, tapi ngomong pemerintah enggak ada. Padahal, pemerintah sudah bikin ratusan posko di sana,” kata Endipat, Selasa (9/12).

Endipat berharap agar Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk memperbanyak informasi publik terkait peran pemerintah.

Endipat juga menyampaikan, negara sudah memberikan donasi triliunan untuk korban bencana Sumatra. Namun, rakyat mengira seakan-akan negara tidak hadir.

“Orang per orang cuma nyumbang Rp10 miliaran, negara sudah triliunan di Aceh. Jadi yang kayak gitu mohon dijadikan perhatian sehingga ke depan tidak ada lagi informasi yang seolah-olah negara tidak hadir di mana-mana. Padahal, negara sudah hadir sejak awal,” ungkap dia.

Endipat juga mengatakan, sebenarnya Kementerian Kehutanan sudah berperan besar melindungi lingkungan. Namun, peran tersebut tidak tersampaikan pemberitaannya ke rakyat.

“Sehingga selalu aja Kementerian Kehutanan itu dikuliti dan dimacam-macamin. Padahal, mereka sudah melakukan banyak hal,” tutur Endipat.

Endipat juga memberikan contoh lain, peran polisi dalam penanggulangan bencana. Ia menyebut, polisi sudah bertindak untuk perbaikan hutan di Sumatra. Namun, peran tersebut tidak terdengar masif.

Ia meminta agar Komdigi dapat membantu pemerintah memberitahukan informasi tentang peran pemerintah dan jajarannya sehingga dapat viral di media sosial.

"Jadi kami mohon, Ibu, fokus nanti ke depan Komdigi ini mengerti dan tahu persis isu sensitif nasional membantu pemerintah memberitahukan dan mengamplifikasi informasi-informasi itu sehingga nggak kalah viral dibandingkan dengan teman-teman yang sekarang ini sok paling-paling di Aceh, di Sumatera dan lain-lain itu,” ucap Endipat.